AS, Sekutu-sekutu Perkuat Dukungan Terhadap Ukraina

Seorang perempuan yang berhasil dievakuasi dari Mariupol dengan menggunakan bus tiba di pusat penampungan pengungsi di Zaporizhzhia, Ukraina, pada 8 Mei 2022. (Foto: AP/Francisco Seco)

Amerika Serikat (AS) dan negara-negara dengan ekonomi besar lain dalam kelompok G7 pada Minggu (8/5) sepakat untuk melarang atau mengurangi secara bertahap pembelian minyak Rusia. Langkah itu bertujuan untuk menarget sumber utama pendapatan Moskow yang digunakan untuk membiayai invasi ke Ukraina yang sudah berlangsung selama 10 minggu.

“Ini akan berimbas langsung pada sumber utama perekonomian (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan mencegahnya memperoleh pendapatan yang diperlukan untuk membiayai perang," kata para pemimpin G7 dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan AS, setelah melangsungkan pertemuan virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

BACA JUGA: Rusia Peringati Hari Kemenangan di Perang Dunia Kedua

AS telah mengakhiri pembelian minyak Rusia. Sementara Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara, yang mengimpor sekitar seperempat minyak mentah dari Rusia, juga telah mengumumkan rencana serupa. Uni Eropa masih berunding untuk menentukan bagaimana mengakhiri ketergantungannya akan minyak Moskow.

“Putin gagal untuk mewujudkan tujuan militer awalnya untuk mendominasi Ukraina -- tapi ia telah berhasil menjadikan Rusia sebagai paria global atau terkucil di dunia," kata Gedung Putih dalam pernyataan.

BACA JUGA: Ibu Negara AS Jill Biden Melawat ke Ukraina

“Hari ini, AS, Uni Eropa dan G7 berkomitmen untuk meningkatkan tekanan" dengan menambah sanksi-sanksi yang menarget "elit-elit keuangan" di Rusia yang mendukung Putin, serta anggota keluarga mereka.

Percakapan telepon dengan Zelenskyy itu terjadi pada hari ketika para pemimpin G7 memperingati akhir Perang Dunia II di Eropa dan juga sehari sebelum Rusia merayakan kemenangan Soviet atas Nazi Jerman pada 1945 yang disebutnya Hari Kemenangan. [vm/jm]