Amerika Serikat

AS Setujui Penjualan Perangkat untuk Tingkatkan Performa Rudal Taiwan Senilai $100 Juta

Kapal induk Nimitz USS Carl Vinson (CVN 70), kapal penjelajah rudal Ticonderoga USS Lake Champlain (CG 57), dan kapal perusak rudal Arleigh Burke terlihat di Samudra Pasifik, 19 September 2021. (Foto: AP)

Pentagon, Senin (8/2), mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) menyetujui kemungkinan penjualan peralatan dan layanan untuk "mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan" sistem pertahanan rudal Patriot Taiwan senilai $100 juta.

Reuters mengutip pernyataan dari Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (Defense Security Cooperation Agency/DCSA) melaporkan pemerintah telah menyampaikan sertifikasi yang diperlukan untuk memberi tahu Kongres setelah persetujuan Departemen Luar Negeri terkait penjualan tersebut. Sertifikasi tersebut diminta oleh kedutaan de facto Taiwan di Washington.

Peningkatan terhadap Sistem Pertahanan Udara Patriot akan "membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi, dan kemajuan di kawasan itu," kata DSCA dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: 5 Legislator AS Bertemu Presiden Taiwan dalam Kunjungan Mendadak

Kontraktor utama adalah Raytheon Technologies dan Lockheed Martin, demikian seperti tertulis dalam pernyataan tersebut.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan keputusan untuk mendapatkan rudal Patriot yang lebih baru dibuat selama pertemuan 2019 dengan pejabat AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Pulau yang diperintah secara demokratis itu telah mengeluhkan serbuan Angkatan Udara China di zona pertahanan udaranya. Washington melihat bombardir tersebut sebagai upaya Beijing untuk menekan Taipei agar menerima kedaulatannya.

BACA JUGA: AS Kesampingkan Pertemuan Putin – Xi 

AS, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik secara resmi dengan Taiwan. Namun Washington adalah pendukung terbesarnya dan terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana untuk membela diri.

Para pejabat AS telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga dapat menjadi "landak", yang sulit diserang China, dan penjualan senjata semacam itu selalu membuat marah China.

Duta Besar China untuk AS pada bulan lalu mengatakan bahwa kedua negara adidaya itu bisa berakhir pada konflik militer jika Washington mendorong kemerdekaan Taiwan. [ah/rs]