AS Siap Langsungkan Pemilu Paruh Waktu

  • Arash Arabasadi

Sejumlah petugas di Badan Pengawas Pemilu di Broward County menghitung surat suara yang masuk dalam pemilu paruh waktu di Lauderhill, Florida, pada 8 November 2018. (Foto: AP/Wilfredo Lee)

Pemilu paruh waktu pada tanggal 8 November akan menentukan apakah Partai Demokrat akan mempertahankan mayoritas mereka, atau apakah Partai Republik akan merebut kekuasaan di DPR dan Senat AS. Sejumlah masalah, termasuk masa depan hak reproduksi, ada di benak pemilih dalam menentukan pilihan mereka.

Mantan presiden Barack Obama pada Minggu (30/10) berkampanye di Detroit untuk mendukung sejumlah calon dari Partai Demokrat dan menarik dukungan publik. Kampanye ini dilakukannya satu minggu menjelang pelaksanaan pemilu paruh waktu pada 8 November, meskipun banyak warga sudah memberikan suara mereka lebih dulu, seperti Presiden Joe Biden dan cucunya Natalie yang datang ke TPS di Delaware.

Sebagian besar negara bagian dianggap aman bagi kandidat petahana, namun terdapat sebagian negara bagian yang menjadi “swing states,” yang dapat menentukan hasil akhir keseimbangan kekuasaan di Washington, DC.

Georgia adalah salah satu diantara negara bagian dimaksud. Di negara bagian itu, Senator Partai Demokrat, Pastur Raphael Warnock bersaing sengit dengan mantan bintang football Herschel Walker. Sebagaimana dalam banyak pertarungan tahun ini, isu soal akses pada aborsi menjadi perhatian publik.

BACA JUGA: Ketika AS Bersiap untuk Pemilu Paruh Waktu, Siapakah yang akan Memberikan Suara?

“Dalam isu aborsi… Saya adalah seorang Kristen. Saya percaya pada hak untuk hidup. Saya ingin mengatakan Georgia adalah negara bagian yang menghormati hak untuk hidup dan saya akan menjadi senator yang melindungi hak itu,” ujar Walker dalam salah satu kampanyenya.

Dua perempuan telah menuduh Walker membayari prosedur aborsi mereka.

Sementara itu, Warnock mengatakan pemerintah tidak perlu campur tangan dalam proses pengambilan keputusan aborsi.

“Kamar pasien terlalu kecil dan sempit untuk seorang perempuan, dokternya dan pemerintah AS. Sekarang kami melihat dampak dari masuknya para politisi, yang kebanyakan laki-laki, ke kamar pasien,” kata Warnock.

Your browser doesn’t support HTML5

AS Siap Langsungkan Pemilu Paruh Waktu

Partai Demokrat khawatir akan kehilangan negara bagian Georgia. Hal ini terungkap ketika Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schummer memberitahu Presiden Joe Biden bahwa mereka berpotensi kehilangan kursi di Georgia. Schummer tidak menyadari bahwa mikrofon di dekat mereka hidup dan apa yang disampaikannya diketahui publik. Para pemimpin Partai Republik mengatakan mereka suka dengan peluang dapat mengambil alih kekuasaan.

Ketua Komite Senator Partai Republik Rick Scott menyampaikan hal itu dalam wawancara di program “This Week” di stasiun televisi ABC.

“Saya kira pada tanggal 8 November nanti, Partai Demokrat akan menyadari bahwa tingginya inflasi, tingginya angka kejahatan, dan terbukanya perbatasan bukan hal-hal yang diinginkan warga Amerika. Saya berharap Partai Republik akan meloloskan undang-undang yang baik, dan Joe Biden akan menandatanganinya.”

Partai Demokrat mengatakan hak untuk mengakses aborsi, yang dalam berbagai kondisi ditentang oleh Partai Republik, akan menarik para pemilih ke TPS dan membantu agar Partai Demokrat tetap berkuasa.

BACA JUGA: Lula Da Silva Menang Pilpres Brazil Putaran ke-2, Biden Ucapkan Selamat

Cheri Beasley, yang sedang bertarung untuk menjadi senator negara bagian North Carolina, berbicara di program “State of the Union” di stasiun televisi CNN pada Minggu (30/10).

“Aborsi adalah isu besar yang sesungguhnya, dan kebebasan fundamental kita. Maksud saya, kita bicara tentang siapa yang membuat keputusan, perempuan yang bersangkutan atau dokternya, atau justru para politisi di Washington DC?”

Secara historis, partai yang sedang berkuasa biasanya akan kehilangan puluhan kursi di DPR dan sejumlah besar lainnya di Senat. Suatu hal yang bakal mengubah keseimbangan kekuasaan di Washington DC jika trend ini berlanjut di pemilu paruh waktu nanti. [em/jm]