Tim Riset AS Simpulkan Misil Korut Ancaman di Asia

Warga Seoul, Korea Selatan menonton di layar TV berita mengenai ujicoba misil Korea Utara (foto: dok).

Korea Utara mempunyai ratusan misil balistik yang bisa menarget negara-negara tetangganya di Asia timurlaut.

Korea Utara mempunyai ratusan misil balistik yang bisa menarget negara-negara tetangganya di Asia timurlaut, tetapi belum memiliki teknologi memadai untuk mempercanggih persenjataannya ataupun secara langsung mengancam Amerika.

Itu adalah hasil temuan terbaru sebuah tim riset yang menyelidiki kemampuan nuklir Korea Utara yang sangat rahasia dan prospeknya hingga tahun 2020, seperti ditulis kantor berita AP.

Berbeda dengan Iran, yang saat ini menjadi fokus dunia internasional, Korea Utara sudah menggelar ujicoba senjata nuklir. Ujicoba misil negara itu telah membuat para tetangganya was-was dan belum ada tanda-tanda perundingan dengan negara itu akan dimulai lagi.

Untuk saat ini, respons utama dunia adalah menjatuhkan sanksi-sanksi dan bersiap secara militer. Menteri Pertahanan Amerika Ashton Carter minggu ini melawat ke kawasan itu ditengah spekulasi Amerika ingin menempatkan sistem pertahanan misil di Korea Selatan seperti di Jepang. Sejumlah laporan, kata kantor berita AP, mengatakan Korea Selatan enggan dengan proposal itu karena bisa membuat marah China.

Riset itu dilakukan oleh The North Korean Futures Project, proyek gabungan Institut Amerika-Korea pada Fakultas Kajian Internasional di Universitas John Hopkins dan Pusat Kajian Senjata Pemusnah Massal pada Universitas Pertahanan Nasional.

Dalam laporan yang diterbitkan hari Selasa (7/4), tim itu mengatakan Korea Utara saat ini memiliki cadangan sekitar 1.000 misil yang menggunakan teknologi lama milik Uni Soviet. Misil-misil itu, kata mereka, mampu mencapai sebagian besar wilayah Korea Selatan dan Jepang.

Meski Korea Utara sukses meluncurkan roket ke antariksa tahun 2012, mereka masih kesulitan mengembangkan misil antar benua yang efektif dan mampu menembakkan senjata nuklir hingga Amerika.

Negara itu, kata tim tersebut, akan memerlukan banyak bantuan dana asing untuk mempercanggih diri. Hal itu sulit karena Korea Utara semakin terkucil akibat sanksi-sanksi internasional sejak ujicoba nuklir pertama mereka tahun 2006.

Beberapa pejabat Amerika sempat mengkhawatirkan sebuah misil balistik antar benua KN-08 yang pernah tampil dalam parade-parade militer Korea Utara. Misil itu dikatakan bisa diluncurkan dari kendaraan darat sehingga akan sulit dipantau lewat satelit.