Amerika Serikat (AS) kembali menyumbangkan vaksin kepada Uni Afrika, seperti dilaporkan oleh pihak Gedung Putih pada Kamis (14/10).
Dalam sumbangan terbarunya, AS memberikan 17 juta dosis vaksin Johnson & Johnson ke Uni Afrika, sehingga total sumbangan Amerika terhadap benua tersebut menjadi 67 juta dosis.
Amerika sebelumnya telah menyumbangkan 50 juta dosis ke Uni Afrika, yang beranggotakan 55 negara, termasuk diantaranya beberapa negara termiskin di dunia. Sumbangan 17 juta dosis vaksin sekali suntik itu akan dikirim ke Uni Afrika dalam "beberapa minggu mendatang," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.
BACA JUGA: Studi Awal: Booster Vaksin Pfizer dan Moderna Tingkatkan Antibodi Penerima Vaksin J&J“Kita melanjutkan perjuangan bersama melawan COVID,” kata Biden dalam pertemuannya dengan Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, pada Kamis.
“Amerika telah menyumbangkan 2,8 juta dosis vaksin ke Kenya sebagai bagian dari 50 juta dosis yang telah kami sumbangkan ke Uni Afrika. Dan saya dengan bangga mengumumkan bahwa hari ini, kami memberikan sumbangan tambahan, bersejarah, satu kali, 17 juta dosis vaksin J&J ke Uni Afrika.”
Kenyatta mengatakan Amerika “telah melakukan yang terbaik, tidak hanya membantu Kenya, tetapi benua Afrika secara umum, untuk meningkatkan akses terhadap vaksin.”
BACA JUGA: Sekjen PBB: Ketimpangan Distribusi Vaksin COVID adalah Hal ‘Bodoh’Gedung Putih mengatakan memilih vaksin satu dosis J&J karena keunggulannya yang unik. Di Amerika, vaksin itu tidak sepopuler vaksin lain yang diberikan dalam dua dosis.
“Vaksin J&J sangat diminati dan kekurangan pasokan di Afrika dan di tempat lain di seluruh dunia,” kata Gedung Putih. “Pemberian dosis tunggal, tahan lama, dan penyimpanan yang mudah membuat vaksin ini menjadi aset bagi program vaksin global.” (ka/lt)