Perang terhadap terorisme di berbagai penjuru Afrika telah mencapai kemajuan, namun kelompok-kelompok militan masih memanfaatkan kerusuhan, ketidakstabilan politik, dan pemerintahan yang lemah di beberapa wilayah di benua itu.
Laporan tahunan Departemen Luar Negeri Amerika ke Kongres AS yang disampaikan hari Kamis (30/5) mengatakan bahwa usaha-usaha kontra terorisme yang dilakukan Amerika, Eropa dan pasukan-pasukan regional telah banyak meredam aksi terorisme di Afrika selama setahun terakhir.
Namun laporan itu mengatakan, serangkaian revolusi, pemberontakan etnik, dan kudeta militer di kawasan itu memperkeruh keadaan dan memberi kelompok-kelompok militan peluang-peluang baru untuk beroperasi di kawasan itu.
Di Afrika Barat, dilaporkan bahwa kelompok Islam Nigeria, Boko Haram, telah meningkatkan sejumlah serangan canggih yang sebagian besar dilancarkan di Nigeria utara. Hal ini mengindikasikan bahwa Boko Haram tengah "mengembangkan hubungan keuangan dan pelatihan dengan ekstremis transnasional."
Kelompok pemberontak Somalia, al-Shabab, menurut Departemen Luar Negeri Amerika, tetap merupakan "ancaman teroris utama" di Afrika Timur. Menurut laporan tersebut, al-Shabab terus melakukan serangan di Somalia, dan menyatakan bertanggung jawab atas beberapa serangan yang dilancarkan ke beberapa negara tetangga Kenya.
Uni Afrika dan pasukan Somalia, menurut catatan Departemen Luar Negeri , telah memiliki beberapa keberhasilan dalam mengambil alih kubu al-Shabab di kota-kota besar di Somalia selatan. Kelompok pemberontak al-Shabab dilaporkan telah "terfragmentasi oleh perselisihan" dan melemah.
Namun laporan itu mengatakan, serangkaian revolusi, pemberontakan etnik, dan kudeta militer di kawasan itu memperkeruh keadaan dan memberi kelompok-kelompok militan peluang-peluang baru untuk beroperasi di kawasan itu.
Di Afrika Barat, dilaporkan bahwa kelompok Islam Nigeria, Boko Haram, telah meningkatkan sejumlah serangan canggih yang sebagian besar dilancarkan di Nigeria utara. Hal ini mengindikasikan bahwa Boko Haram tengah "mengembangkan hubungan keuangan dan pelatihan dengan ekstremis transnasional."
Kelompok pemberontak Somalia, al-Shabab, menurut Departemen Luar Negeri Amerika, tetap merupakan "ancaman teroris utama" di Afrika Timur. Menurut laporan tersebut, al-Shabab terus melakukan serangan di Somalia, dan menyatakan bertanggung jawab atas beberapa serangan yang dilancarkan ke beberapa negara tetangga Kenya.
Uni Afrika dan pasukan Somalia, menurut catatan Departemen Luar Negeri , telah memiliki beberapa keberhasilan dalam mengambil alih kubu al-Shabab di kota-kota besar di Somalia selatan. Kelompok pemberontak al-Shabab dilaporkan telah "terfragmentasi oleh perselisihan" dan melemah.