Gugus tugas kapal induk Carl Vinson sedang melakukan persinggahan di Singapura dan dijadwalkan berlayar ke Australia ketika Komando Pasifik Amerika Serikat memerintahkannya untuk berganti haluan menuju utara
"Kapal-kapal Armada Ketiga beroperasi dengan satu tujuan: melindungi kepentingan Amerika di Pasifik Barat," kata Dave Benham, Direktur Operasi Media Armada Ketiga Komando Pasifik Amerika Serikat kepada VOA.
"Ancaman nomor satu di kawasan tetap Korea Utara, karena program ujicoba misil dan upayanya untuk memiliki kemampuan senjata nuklir yang nekad, tidak bertanggungjawab, dan menimbulkan ketidakstabilan," tambah Benham.
Gugus tugas ini mencakup kapal induk USS Carl Vinson, dan tiga kapal perusak yang dilengkapi dengan rudal.
Pyongyang telah berulangkali mengabaikan peringatan internasional agar tidak melakukan peluncuran misil dan ujicoba nuklir.
Hari Minggu (9/4), seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara dikutip media pemerintah menyatakan akan meningkatkan pertahanan negara untuk melindungi diri dari serangan udara seperti yang dilancarkan Amerika di Suriah pekan lalu.
Pejabat yang tidak disebut namanya itu mengatakan kepada kantor berita resmi Korea Utara KCNA bahwa "serangan udara di Suriah itu sama sekali tidak dapat dimaafkan," dan membuktikan bahwa Pyongyang dapat dibenarkan untuk memiliki senjata nuklir.
Meskipun Presiden Donald Trump belum menetapkan strategi yang jelas untuk menangani Korea Utara, ia mengecam kebijakan pemerintahan pendahulunya karena menggunakan “strategi sabar” dalam menghadapi upaya terus-menerus Korea Utara untuk mengembangkan kapabilitas senjata nuklir jarak jauh. Trump juga menyerukan kepada Tiongkok, satu dari sedikit negara yang memiliki hubungan kuat dengan Korea Utara, agar mengambil tindakan lebih tegas untuk mengekang ambisi senjata nuklirnya.
Sebelumnya bulan ini, Trump mengatakan bahwa Amerika mungkin akan mengambil tindakan unilateral jika China tidak mau berbuat lebih banyak. Trump kabarnya membahas masalah Korea Utara dengan Presiden China Xi Jinping ketika keduanya bertemu di Florida hari Kamis. Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan kedua pemimpin sepakat bahwa pengembangan senjata Pyongnyang sudah mencapai tahap yang sangat serius, namun tidak ada rincian mengenai tindakan apa yang akan diambil untuk mengekang ambisi senjata nuklir Korea Utara. [ds]