Amerika Serikat tidak akan menanggapi tuduhan pembantaian yang dilancarkan terhadap pasukan Rwanda atas operasi militer pasukan tersebut di Republik Demokratik Kongo dalam tahun 1990-an.
Demikian menurut Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika P.J. Crowley, yang mengatakan pada hari Senin, Amerika Serikat mempunyai hubungan dengan Rwanda di luar sejarah tragis pembantaian dalam tahun 1990-an. Ia juga mengemukakan bahwa Rwanda telah memainkan peran yang konstruktif di kawasan itu belakangan ini, turut dalam berbagai misi penjagaan perdamaian PBB.
Namun, Crowley mengatakan penting untuk memperoleh penjelasan sepenuhnya mengenai apa yang terjadi di Kongo 15 hingga 20 tahun lalu, dan pemerintah Amerika tidak akan menanggapinya sampai pihaknya melihat laporan terakhir PBB.
Seorang juru bicara kantor HAM PBB, yang membuat laporan tersebut, mengatakan laporan terakhir yang akan disiarkan pada bulan September, berbeda dalam banyak hal dibandingkan rancangan atau konsep yang dibocorkan kepada organisasi-organisasi media.