Komandan senior pasukan khusus AS menunda pelatihan, sampai bisa dipastikan bahwa semua tentara Afghanistan itu tidak punya hubungan dengan pemberontak.
Harian terkemuka Amerika melaporkan, komandan senior pasukan khusus Amerika di Afghanistan menunda pelatihan bagi semua orang Afghanistan yang baru direkrut, sampai semua tentara Afghanistan bisa diperiksa ulang apakah mereka punya hubungan dengan pemberontak.
Koran Washington Post hari Sabtu melaporkan proses pemeriksaan ulang bagi lebih dari 27 ribu tentara Afghanistan, yang bekerja sama dengan pasukan khusus itu, dilakukan ketika pejabat-pejabat NATO kesulitan mencegah gelombang serangan terhadap pasukan NATO oleh rekan-rekan mereka dari Afghanistan.
Surat kabar itu menyebutkan pembunuhan 45 tentara tahun ini memaksa pejabat-pejabat NATO untuk mengakui apa yang disebut harian tersebut sebagai "kebenaran yang pahit" - bahwa pembunuhan itu mungkin bisa dicegah seandainya langkah-langkah keamanan yang ada, diterapkan dengan benar. Laporan itu mengatakan banyak pedoman militer yang, menurut pejabat-pejabat NATO, tidak dipatuhi warga Afghanistan maupun Amerika karena mereka tidak ingin menghambat pertambahan tentara dan polisi Afghanistan.
Menurut pejabat-pejabat Operasi Khusus, proses pemeriksaan sekarang ini efektif, tetapi tidak memiliki tindak lanjut yang akan menyaring tentara Afghanistan yang telah dipengaruhi pemberontak atau yang kecewa pada pemerintah Afghanistan.
Menurut Washington Post, pejabat-pejabat NATO tahu bahwa dalam beberapa hal, proses pemeriksaan bagi tentara dan polisi Afghanistan tidak pernah dilaksanakan dengan baik. Pejabat-pejabat itu mengabaikan hal itu karena khawatir pemeriksaan latar belakang yang terlalu jauh akan memperlambat proses perekrutan.
Koran Washington Post hari Sabtu melaporkan proses pemeriksaan ulang bagi lebih dari 27 ribu tentara Afghanistan, yang bekerja sama dengan pasukan khusus itu, dilakukan ketika pejabat-pejabat NATO kesulitan mencegah gelombang serangan terhadap pasukan NATO oleh rekan-rekan mereka dari Afghanistan.
Surat kabar itu menyebutkan pembunuhan 45 tentara tahun ini memaksa pejabat-pejabat NATO untuk mengakui apa yang disebut harian tersebut sebagai "kebenaran yang pahit" - bahwa pembunuhan itu mungkin bisa dicegah seandainya langkah-langkah keamanan yang ada, diterapkan dengan benar. Laporan itu mengatakan banyak pedoman militer yang, menurut pejabat-pejabat NATO, tidak dipatuhi warga Afghanistan maupun Amerika karena mereka tidak ingin menghambat pertambahan tentara dan polisi Afghanistan.
Menurut pejabat-pejabat Operasi Khusus, proses pemeriksaan sekarang ini efektif, tetapi tidak memiliki tindak lanjut yang akan menyaring tentara Afghanistan yang telah dipengaruhi pemberontak atau yang kecewa pada pemerintah Afghanistan.
Menurut Washington Post, pejabat-pejabat NATO tahu bahwa dalam beberapa hal, proses pemeriksaan bagi tentara dan polisi Afghanistan tidak pernah dilaksanakan dengan baik. Pejabat-pejabat itu mengabaikan hal itu karena khawatir pemeriksaan latar belakang yang terlalu jauh akan memperlambat proses perekrutan.