AS Tutup Markas Besar Pasukan Darat di Irak

A worker wearing a face mask rescues a child at the site where a hotel being used for the coronavirus quarantine collapsed, in the southeast Chinese port city of Quanzhou, Fujian province.

Amerika menutup markas besar militer di Irak yang mengendalikan operasi darat pasukan Amerika melawan ISIS, hari Senin (30/4),  yang menandakan diakhirinya operasi tempur utama melawan pemberontak.

ISIS pernah menguasai sepertiga wilayah Irak dan kota kedua terbesarnya, Mosul. Tetapi Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi Desember lalu menyatakan pasukan Irak, dengan bantuan 5.000 tentara Amerika yang memegang peran pendukung, telah mengalahkan ISIS.

Amerika telah menurunkan kegiatan Komando Pasukan Darat Gabungan, karena “menyadari komposisi dan tanggung-jawab yang berubah” perang koalisi melawan serangan acak oleh ISIS.

Namun, Amerika akan terus menempatkan pasukan di Irak, walaupun Washington atau Baghdad tidak mengatakan berapa banyak. Mereka akan terus menasehati dan melengkapi misi yang mendukung Pasukan Keamanan Irak.

Pasukan darat Amerika telah membantu dalam usaha tiga tahun untuk merebut kembali wilayah ISIS di Irak. ISIS sebelumnya merebut wilayah yang luas di Irak utara dan Suriah utara, dimana terletak Raqqa, ibukota yang dinyatakan ISIS kekhalifahan, juga telah dibebaskan walaupun bangunan-bangunan kota itu ditinggalkan ISIS dalam keadaan hancur.

Pasukan Amerika tidak terlibat dalam pertempuran aktif di Irak, tetapi sering berada di pusat komando lapangan dekat Mosul ketika mereka mengoperasikan drone pengintai dan menasehati para komandan Irak mengenai logistic medan tempur.

Kehadiran sisa pasukan Amerika di Irak telah menjadi isu dalam pemilu bulan Mei di Irak. Abadi telah mengatakan ia menghendaki pasukan Amerika tetap di Irak untuk terus memperkuat pasukan Irak, tetapi para penentangnya dalam milisi Syiah, sebagian dari mereka bersekutu dengan Iran, telah menuntut agar pasukan Amerika segera berangkat. [gp]