Gedung Putih, Selasa (23/11) mengumumkan pelepasan terkoordinasi atas jutaan barel minyak dari cadangan strategis di beberapa negara untuk menurunkan harga energi.
Gedung Putih mengatakan, selama beberapa bulan hingga April 2022, AS akan menyediakan 50 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategisnya untuk dijual kepada penyuling. Cadangan strategis AS sekarang ini menyimpan 621 juta barel minyak di empat gua garam di sepanjang garis pantai Teluk Meksiko.
Pelepasan cadangan minyak AS sendiri yang akan dilakukan dalam beberapa bulan, mungkin tidak banyak mengurangi harga bensin yang sekarang dibayar oleh para pengendara Amerika. Harga bensin rata-rata di AS, $3,40 per galon (atau sekitar Rp12.800 per liter), yang merupakan harga tertinggi sejak 2014.
India, China, Jepang, Korea Selatan dan Inggris juga akan berpartisipasi. Namun, pernyataan Gedung Putih tidak merinci berapa banyak minyak yang akan dikeluarkan oleh masing-masing negara tersebut.
"Konsumen Amerika merasakan dampak kenaikan harga BBM di sejumlah SPBU dan tagihan pemanas rumah mereka. Bisnis Amerika juga merasakan dampak pasokan minyak yang tidak dapat memenuhi permintaan ekonomi secara global akibat pandemi," Gedung Putih menyatakan. “Itulah sebabnya Presiden Biden menggunakan setiap sarana yang tersedia bagi pemerintahannya agar dapat menurunkan harga dan mengatasi kekurangan pasokan.”
Pemerintahan Biden juga mengamati potensi manipulasi harga di pasar minyak dan gas melalui penyelidikan oleh Komisi Perdagangan Federal. [mg/lt]