AS, Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Baru bagi Rusia

Pernyataan Presiden AS Barak Obama hari Kamis (11/9) menyebut tindakan Rusia di Ukraina sebagai "ilegal" (foto: dok).

Amerika bergabung dengan Uni Eropa untuk menguatkan sanksi terkoordinasi terhadap Rusia dalam menanggapi campur tangannya di Ukraina.

Sebuah pernyataan Presiden AS Barak Obama hari Kamis (11/9) menyebut tindakan Rusia "ilegal" dan ia menegaskan Amerika dan sekutunya siap memberlakukan sanksi yang dapat merugikan Rusia dengan memperdalam dan memperluas sanksi dalam sektor keuangan, energi, dan pertahanan Rusia.

Obama menyerukan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bekerja sama dengan Ukraina dan mitra internasional lainnya untuk mencapai pemecahan jangka panjang bagi konflik tanpa mengajukan syarat-syarat yang tidak masuk akal. Obama mengatakan sanksi tersebut akan mempengaruhi sektor keuangan, energi dan pertahanan Rusia.

Sementara itu, para pemimpin Uni Eropa telah sepakat untuk menerapkan paket sanksi ekonomi terhadap Rusia menjelang akhir minggu, akibat gangguan di Ukraina timur.

Sanksi baru tersebut mulai berlaku hari Jumat dan menarget perusahaan-perusahaan sektor energi Rusia, termasuk Rosneft, perusahaan minyak terbesar Rusia, Gazprom Neft, unit minyak dari perusahaan raksasa gas alam Gazprom, dan Transneft, operator pipa kilang minyak Rusia, serta tiga perusahaan besar bidang pertahanan.

Sanksi itu juga menarget individu-individu, termasuk para tokoh Rusia dan pemberontak Ukraina, serta pengusaha dan politisi terkemuka Rusia, termasuk Sergei Chemezov, kolega dekat Presiden Rusia AVladimir Putin, yang mengepalai perusahaan induk persenjataan dan teknologi Rostec, serta veteran ultra-nasionalis Vladimir Zhirinovsky.

Sanksi baru Amerika itu juga menarget perusahaan-perusahaan energi dan pertahanan, serta bank-bank Rusia –n termasuk Sherbank, bank terbesar di negara itu.

KTT para pemimpin Uni Eropa pekan lalu menyepakati sanksi baru terhadap Rusia, tetapi menunda pelaksanaannya untuk melihat apakah gencatan senjata yang dicapai Jumat lalu antara pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia dapat bertahan.

Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy mengatakan sanksi itu dapat diubah, ditangguhkan atau dicabut sebagian atau seluruhnya, setelah peninjauan kembali gencatan senjata itu pada akhir September.

Presiden Putin hari Jumat mengatakan bahwa sanksi Uni Eropa itu merongrong “proses perdamaian” di Ukraina timur, dan menambahkan bahwa tanggapan Rusia akan diarahkan pada untuk melindungi perusahaan-perusahaan Rusia.

Konflik militer antara pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur telah berkecamuk sejak pertengahan April, dan merenggut ribuan jiwa.

Ukraina dan Barat telah menuduh Rusia memberikan senjata dan tentara kepada pemberontak, dan baru-baru ini mengirim tentara Rusia ke Ukraina timur. Moskow berulang kali membantah tuduhan itu.

Pengumuman itu menyusul pengakuan pemerintah Ukraina bahwa pemberontak telah memperpanjang kendali atas perbatasan di sebelah timur menuju ke Laut Azov. Seorang juru bicara Rusia sebelumnya mengatakan kepada para wartawan bahwa pemberontak telah menguasai sepenuhnya wilayah yang luas di dekat Laut Azov setelah kontra-ofensif kilat akhir bulan lalu.

Pasar saham Rusia turun 0,7 persen setelah muncul berita itu, dan mata uang rubel jatuh ke nilai terendah sepanjang masa, menjadi 37,51 per dolar.