Asap tersebut membuat lebih dari 45.000 orang menghadapi masalah pernafasan dan iritasi mata, menurut Zainal Arifin, kepala Dinas Kesehatan Riau.
Asap tebal dari pembakaran lahan ilegal untuk perkebunan telah menyelimuti beberapa wilayah di Sumatera, mengganggu penerbangan dan menghambat upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang, menurut pihak berwenang Kamis (13/3).
Kebakaran hutan dan semak-semak telah menggila pada seminggu terakhir, sebagian besar di Riau, memaksa sekolah-sekolah untuk tutup. Anak-anak dan manula memenuhi klinik-klinik dan rumah sakit lokal, mengeluh sakit pernafasan.
Empat puluh enam titik api telah dideteksi oleh satelit kemarin di seluruh Riau, turun dari 168 pada Rabu, ujar Raffles Brotestes Panjaitan, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan pada Kementerian Kehutanan.
Sebanyak 13.000 hektar lahan di Riau telah terbakar sejak awal bulan lalu, menurut perkiraan pemerintah.
Panjaitan mengatkaan asap tebal menutupi ibukota Pekanbaru dan kota-kota yang dekat kebakaran, dan juga sampai ke Jambi dan Sumatera Barat. Jarak pandang turun sampai kurang dari 50 meter di beberapa daerah.
"Pemerintah telah mencoba menghambat kebakaran, namun api sulit dikendalikan," ujar Panjaitan. Ia mengatakan polisi telah menangkap sedikitnya 39 petani karena membakar lahan. Ia tidak mengatakan apakah mereka dipekerjakan oleh perusahaan besar yang telah dituduh sengaja menimbulkan kebakaran.
Asap tersebut membuat lebih dari 45.000 orang menghadapi masalah pernafasan dan iritasi mata, menurut Zainal Arifin, kepala Dinas Kesehatan Riau.
Pemerintah provinsi meminta warga tinggal di rumah karena tingkat polusi yang "berbahaya." Garuda Indonesia dan 15 maskapai lainnya telah membatalkan penerbangan ke dan dari Pekanbaru, menurut pejabat bandar udara Ibnu Hasan.
Asap juga menghambat pencarian pilot-pilot Angkatan Laut Indonesia atas pesawat Malaysia Airlines yang hilang di atas Selat Malaka, sebagai bagian dari upaya pencarian multinasional, menurut Mayor Laksono, pilot Cassa C-212 yang terlibat dalam pencarian tersebut.
"Kami harus terbang di bawah 152 meter untuk menghindari kabut asap," ujarnya. "Namun secara keseluruhan, pencarian berjalan mulus."
Pemerintah pusat telah mengirimkan pesawat dan mengerahkan lebih dari 2.500 tentara, polisi dan petugas penyelamat untuk memadamkan api, ujar juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Indonesia melarang praktik pembakaran terbuka pada 1999 menyusul menyebarnya api yang mengirimkan kabut tebal ke Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura dan negara-negara lainnya, yang menimbulkan protes.
Asap memburuk dalam musim kemarau, dari Maret sampai September. (AP)
Kebakaran hutan dan semak-semak telah menggila pada seminggu terakhir, sebagian besar di Riau, memaksa sekolah-sekolah untuk tutup. Anak-anak dan manula memenuhi klinik-klinik dan rumah sakit lokal, mengeluh sakit pernafasan.
Empat puluh enam titik api telah dideteksi oleh satelit kemarin di seluruh Riau, turun dari 168 pada Rabu, ujar Raffles Brotestes Panjaitan, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan pada Kementerian Kehutanan.
Sebanyak 13.000 hektar lahan di Riau telah terbakar sejak awal bulan lalu, menurut perkiraan pemerintah.
Panjaitan mengatkaan asap tebal menutupi ibukota Pekanbaru dan kota-kota yang dekat kebakaran, dan juga sampai ke Jambi dan Sumatera Barat. Jarak pandang turun sampai kurang dari 50 meter di beberapa daerah.
"Pemerintah telah mencoba menghambat kebakaran, namun api sulit dikendalikan," ujar Panjaitan. Ia mengatakan polisi telah menangkap sedikitnya 39 petani karena membakar lahan. Ia tidak mengatakan apakah mereka dipekerjakan oleh perusahaan besar yang telah dituduh sengaja menimbulkan kebakaran.
Asap tersebut membuat lebih dari 45.000 orang menghadapi masalah pernafasan dan iritasi mata, menurut Zainal Arifin, kepala Dinas Kesehatan Riau.
Pemerintah provinsi meminta warga tinggal di rumah karena tingkat polusi yang "berbahaya." Garuda Indonesia dan 15 maskapai lainnya telah membatalkan penerbangan ke dan dari Pekanbaru, menurut pejabat bandar udara Ibnu Hasan.
Asap juga menghambat pencarian pilot-pilot Angkatan Laut Indonesia atas pesawat Malaysia Airlines yang hilang di atas Selat Malaka, sebagai bagian dari upaya pencarian multinasional, menurut Mayor Laksono, pilot Cassa C-212 yang terlibat dalam pencarian tersebut.
"Kami harus terbang di bawah 152 meter untuk menghindari kabut asap," ujarnya. "Namun secara keseluruhan, pencarian berjalan mulus."
Pemerintah pusat telah mengirimkan pesawat dan mengerahkan lebih dari 2.500 tentara, polisi dan petugas penyelamat untuk memadamkan api, ujar juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Indonesia melarang praktik pembakaran terbuka pada 1999 menyusul menyebarnya api yang mengirimkan kabut tebal ke Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura dan negara-negara lainnya, yang menimbulkan protes.
Asap memburuk dalam musim kemarau, dari Maret sampai September. (AP)