Blok negara-negara Asia Tenggara akan mengadakan latihan militer gabungan pertamanya di Laut China Selatan, kata ketuanya, Indonesia, pada hari Kamis (8/6). Ini adalah latihan keamanan multilateral terbaru, pada saat meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian di wilayah tersebut.
Keputusan tersebut diambil pada pertemuan para komandan militer 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Indonesia, yang akan menjadi tuan rumah latihan di Laut Natuna Utara, perairan paling selatan di Laut China Selatan.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, mengatakan kepada kantor berita Antara bahwa latihan tersebut akan dilangsungkan pada bulan September dan tidak termasuk pelatihan operasi tempur. Tujuannya, kata Yudo, memperkuat “sentralitas ASEAN”.
Persatuan ASEAN selama bertahun-tahun telah diuji oleh persaingan antara Amerika Serikat dan China yang dimainkan di Laut China Selatan. Vietnam, Filipina, Brunei dan Malaysia -- yang semuanya anggota ASEAN -- memiliki klaim yang tumpang tindih dengan Beijing, yang menegaskan kedaulatannya atas hamparan laut yang luas yang mencakup beberapa bagian dari zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan latihan itu digelar terkait dengan "risiko tinggi bencana di Asia, khususnya Asia Tenggara."
Sebagai jalur perdagangan bernilai sekitar $3,5 triliun per tahun, Laut China Selatan mengalami ketegangan konstan akhir-akhir ini. China menegaskan klaimnya dengan mengerahkan secara besar-besaran garda pantainya dan mengirim kapal-kapa penangkap ikan hingga sejauh 1.500 km dari garis pantainya.
China mengklaim wilayah kedaulatannya dengan merujuk pada konsep "sembilan garis putus-putus" yang didasarkan pada peta sejarahnya. Pengadilan arbitrase internasional pada tahun 2016 memutuskan bahwa konsep itu tidak memiliki dasar hukum.
ASEAN telah mendorong agar kode etik maritim yang telah lama ditunggu-tunggu dengan China diselesaikan, namun beberapa anggotanya telah berselisih dengan Beijing dalam beberapa bulan terakhir.
Vietnam mengkritik penempatan kapal penelitian China di dekat beberapa blok gas di ZEE-nya, sementara itu Beijing dituduh mengirim tersangka milisi maritim ke perairan tempat Angkatan Laut India dan negara-negara ASEAN mengadakan latihan.
Filipina mengecam militer China karena "manuver berbahaya" dan "taktik agresif"-nya, dan berencana untuk mengadakan patroli bersama dengan Amerika Serikat, selain latihan garda pantai trilateral perdana yang mereka adakan dengan Jepang minggu ini.
China bersikeras mengatakan bahwa garda pantainya melakukan operasi reguler di kawasan yang menjadi wilayah kedaulatannya. [ab/uh]