ASEAN Satukan Suara bagi Perundingan China

Para Menlu negara-negara ASEAN dan Sekjen Le Luong Minh bergandengan tangan saat berpose bersama dalam pertemuan para Menlu ASEAN di Hua Hin, Thailand (14/8).

Menteri-menteri luar negeri ASEAN sepakat untuk “bicara dengan satu suara” dalam perundingan tentang “Perilaku di Laut Cina Selatan”.
Dalam persiapan menjelang perundingan dengan China, kelompok menteri luar negeri ASEAN hari Rabu menyelenggarakan pertemuan satu hari di Hua Hin, sebuah kota resor di Thailand.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Thailand mengatakan kelompok regional itu ingin menyelesaikan sebelum perundingan dengan cepat seperti yang dikehendaki China.

Awal bulan ini China mengatakan tidak ingin terburu-buru menandatangani usul perjanjian tentang aturan maritim dengan ASEAN. Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan masih banyak hal yang perlu dibahas tentang “Perilaku di Laut Cina Selatan” itu.

China dan ASEAN pada tahun 2002 menandatangani “Deklarasi Perilaku” yang tidak mengikat sebagai langkah membangun kepercayaan. Baru bulan lalu China memberi syarat kesediaan untuk merundingkan “Perilaku di Laut Cina Selatan” yang mengikat secara hukum.

Empat negara ASEAN yaitu Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei Darussalam, memiliki klaim yang tumpang-tindih dengan China, dan China mendorong perundingan bilateral untuk menyelesaikan sengketa tersebut untuk mencegah perundingan multilateral tentang isu itu.