Formasi benda langit yang terbuat dari batuan dan es akan memukau para penggemar astronomi dengan ekor yang panjang dan bercahaya.
Antusiasme meningkat dalam beberapa bulan terakhir terhadap Komet ISON yang diperkirakan muncul pada akhir tahun.
Seperti komet-komet lainnya, bongkahan batu dan es ini mengikuti orbit panjang dan berbentuk elips sekitar matahari, dan seperti komet lainnya, saat komet ini mendekati matahari tahun ini, ekornya yang terbentuk dari debu dan uap akan menangkap sinar matahari dan menjadikannya ekor yang panjang dan bercahaya. Banyak astronom yang memperkirakan bahwa saat benda langit ini terlihat akhir tahun ini, ia akan menjadi 'komet abad ini.'
Komet ISON ditemukan pada 21 September 2012 oleh dua astronom amatir di Rusia, menggunakan teleskop bayangan di sebuah observatorium Jaringan Optik Ilmiah Internasional. Kedua orang itu kemudian menamakan komik itu sesuai dengan singkatan nama jaringan, ISON. Nama resminya adalah C/2012 S1.
Dennis Bodewits, astronom dari University of Maryland yang telah mengamati ISON, menjelaskan bahwa antusiasme mengenai komet ini telah meningkat selagi para pengamat memperkirakan lintasan komet ini.
“Kita mulai melihat Komet ISON ini akhir tahun lalu, ketika ia sangat jauh dari bumi dan matahari, dan sudah sangat aktif. Orang-orang mulai merekonstruksi orbitnya dan mengira-ngira apa yang terjadi dengan komet ini. Diperkirakan komet ini akan sangat bercahaya begitu mendekat matahari," ujarnya.
Bodewits dan para astronom lain yang mengamati ISON baru-baru ini menggunakan sumber-sumber daya seperti Teleskop Antariksa Hubble milik NASA dan satelit Swift untuk melihat komet dengan jelas seiring perjalanannya menuju sistem tata surya kita. Bodewits mengatakan ia terutama bersemangat mempelajari seberapa besar inti atau nukleus komet tersebut.
“Ini penting untuk diketahui untuk melihat indikasi apakah ia akan bertahan saat mendekati matahari," ujarnya.
Menurut Bodewits, nukleus ISON tidak begitu besar, hanya berdiameter empat kilometer maksimal.
Karena ISON akan terbang sangat dekat dengan matahari, Bodewits mengatakan ada kekhawatiran bahwa daya gravitasi yang kuat dapat menghancurkan komet tersebut.
Para astronom yakin ISON akan memperlihatkan bentuk yang spektakuler November mendatang, kemungkinan bersinar sangat terang sehingga dapat dilihat pada langit siang.
“Jika sebuah komet sangat aktif, berarti ia menghasilkan banyak gas, mengeluarkan banyak debu dan debu itu akan membuat komet terlihat spektakuler. ISON masih sangat jauh dari matahari, namun sudah mengeluarkan banyak debu," ujar Bodewits.
Seperti komet-komet lainnya, bongkahan batu dan es ini mengikuti orbit panjang dan berbentuk elips sekitar matahari, dan seperti komet lainnya, saat komet ini mendekati matahari tahun ini, ekornya yang terbentuk dari debu dan uap akan menangkap sinar matahari dan menjadikannya ekor yang panjang dan bercahaya. Banyak astronom yang memperkirakan bahwa saat benda langit ini terlihat akhir tahun ini, ia akan menjadi 'komet abad ini.'
Komet ISON ditemukan pada 21 September 2012 oleh dua astronom amatir di Rusia, menggunakan teleskop bayangan di sebuah observatorium Jaringan Optik Ilmiah Internasional. Kedua orang itu kemudian menamakan komik itu sesuai dengan singkatan nama jaringan, ISON. Nama resminya adalah C/2012 S1.
Dennis Bodewits, astronom dari University of Maryland yang telah mengamati ISON, menjelaskan bahwa antusiasme mengenai komet ini telah meningkat selagi para pengamat memperkirakan lintasan komet ini.
“Kita mulai melihat Komet ISON ini akhir tahun lalu, ketika ia sangat jauh dari bumi dan matahari, dan sudah sangat aktif. Orang-orang mulai merekonstruksi orbitnya dan mengira-ngira apa yang terjadi dengan komet ini. Diperkirakan komet ini akan sangat bercahaya begitu mendekat matahari," ujarnya.
Bodewits dan para astronom lain yang mengamati ISON baru-baru ini menggunakan sumber-sumber daya seperti Teleskop Antariksa Hubble milik NASA dan satelit Swift untuk melihat komet dengan jelas seiring perjalanannya menuju sistem tata surya kita. Bodewits mengatakan ia terutama bersemangat mempelajari seberapa besar inti atau nukleus komet tersebut.
“Ini penting untuk diketahui untuk melihat indikasi apakah ia akan bertahan saat mendekati matahari," ujarnya.
Menurut Bodewits, nukleus ISON tidak begitu besar, hanya berdiameter empat kilometer maksimal.
Karena ISON akan terbang sangat dekat dengan matahari, Bodewits mengatakan ada kekhawatiran bahwa daya gravitasi yang kuat dapat menghancurkan komet tersebut.
Para astronom yakin ISON akan memperlihatkan bentuk yang spektakuler November mendatang, kemungkinan bersinar sangat terang sehingga dapat dilihat pada langit siang.
“Jika sebuah komet sangat aktif, berarti ia menghasilkan banyak gas, mengeluarkan banyak debu dan debu itu akan membuat komet terlihat spektakuler. ISON masih sangat jauh dari matahari, namun sudah mengeluarkan banyak debu," ujar Bodewits.