Sejumlah atlet dan ofisial taekwondo Korea Utara melakukan perjalanan ke luar negeri melalui Beijing pada Jumat pagi (18/8). Mereka merupakan delegasi pertama Korea Utara yang melakukan perjalanan ke luar negeri sejak negara itu menutup perbatasannya pada awal 2020 saat bermulanya pandemi COVID-19.
Rombongan sekitar 80 pria dan wanita yang mengenakan pakaian olahraga putih dengan tulisan "Taekwondo-Do" di bagian belakang dan bendera Korea Utara di bagian depan tersebut berada di aula keberangkatan bandara internasional Beijing untuk melakukan check in pemeriksaan bea cukai. Mereka dilaporkan tiba di Beijing pada hari Rabu atau Kamis.
Kelompok itu diperkirakan mengambil penerbangan "Air Astana" ke Kazakhstan untuk berpartsipasi dalam Kejuaraan Dunia Federasi Taekwon-do Internasional, menurut media Jepang dan Korea Selatan. Kompetisi diadakan di Astana hingga 30 Agustus.
Korea Utara memiliki koneksi udara yang sangat terbatas dan semua perjalanan berakhir ketika Pyongyang menutup perbatasan nasional untuk mencegah penyebaran COVID-19. Seberapa parah warga Korea Utara terkena penyakit ini tidak diketahui, karena sebagian besar dari 26 juta penduduk negara itu tidak memiliki akses ke vaksin, tidak memiliki perawatan kesehatan dasar dan dilarang berbagi informasi dengan dunia luar.
Pada bulan September 2022, Korea Utara mengoperasikan kembali layanan kereta barang dengan China, mitra dagang terbesar dan saluran ekonominya.
BACA JUGA: Kremlin: Putin Serukan Kerja Sama Lebih Erat dengan KorutPada hari Kamis, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengatakan kepada parlemen bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk membuka kembali perbatasannya secara bertahap sebagai bagian dari upayanya untuk merevitalisasi ekonominya yang kesulitan.
NIS mengatakan kepada parlemen dalam pengarahan tertutup bahwa ekonomi Korea Utara menyusut setiap tahun pada 2020-2022 dan produk domestik brutonya tahun lalu 12% lebih rendah dari tahun 2016, menurut Yoo Sang-bum, salah satu anggota parlemen, yang menghadiri pengarahan itu.
Dimulainya kembali perjalanan ke luar negeri terlihat setelah kepala urusan HAM PBB, Volker Turk, mengatakan pada pertemuan terbuka pertama Dewan Keamanan PBB sejak 2017 tentang HAM Korea Utara bahwa negara itu sedang meningkatkan represinya.
Banyak warga negara itu putus asa, dengan beberapa di antara mereka melaporkan terjadinya kelaparan karena situasi ekonomi yang memburuk.
Menurut Turk, pemerintah Korea Utara mengawasi perbatasan dengan sangat ketat. Para penjaganya diberi kewenangan untuk menembak orang yang seharusnya tidak berada di perbatasan. Hampir semua orang asing, termasuk staf PBB, masih dilarang masuk ke negara itu. [ab/uh]