ATM Beras Bagi Warga Terdampak Corona

Dua orang mencoba menggunakan ATM beras. (Foto: Kementerian Pertanian)

Sepuluh Komando Distrik Militer (Kodim) yang berada di wilayah Jabodetabek menyediakan 1,5 ton beras gratis untuk warga terdampak corona.

Meskipun pemerintah telah mulai mengucurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga miskin yang terdampak pandemi virus corona, tetapi tidak semua sudah menerimanya. Terutama mereka yang terkena dampak ekonomi karena perintah tinggal di rumah saja atau bahkan karena mengalami pemutusan hubungan kerja, tetapi tidak dapat BLT karena tidak masuk dalam kategori warga yang dapat menerima bantuan itu.

Untuk keluarga yang sama sekali belum mendapat bantuan, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun dari donatur masyarakat, TNI Angkatan Darat bekerja sama dengan RT/RW setempat mendata warga yang belum mendapat bantuan. Kemudian membagikan beras gratis, makanan pokok utama yang paling dibutuhkan saat ini.

Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat Wahyu Yudhayana menjelaskan hingga Kamis (30/4), pihaknya telah membagikan beras gratis kepada 7 ribu ribu keluarga di delapan kecamatan wilayahnya. Pemberian beras dilakukan melalui ATM Pertanian Sikomandan yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian.

Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat Wahyu Yudhayana. (Foto: screenshoot video Kodim 0501)

Kerja ATM ini seperti mesin penjual otomatis. Warga yang sudah mendapat kartu ATM tinggal menempelkan kartunya ke mesin dan akan keluar beras 1,5 kilogram.

Wahyu menuturkan ada 10 Kodim di wilayah Jabodetabek yang membagikan beras melalui ATM beras dan telah berjalan sepekan ini.

"Untuk berasnya disiapkan Kementerian Pertanian dan diletakkan di markas Kodim. Karena Kodim ini kan satuan kewilayahan yang punya jajaran sampai level desa," kata Wahyu Yudhayana kepada VOA, Kamis (30/4).

Ditambahkannya, supaya tidak terjadi penumpukan di Kodim, petugas telah mengatur jadwal pengambilan beras dari pagi hingga sore.

"Mereka akan berkumpul di Kodim, tapi jumlahnya sudah kita rencanakan dan tempatnya kita sudah atur. Prosesnya sekitar 30 menit kemudian mereka pulang," tambah Wahyu.

Mentan Apresiasi Program ATM Beras

Pekan lalu (26/4) Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga telah menegaskan program pemberian beras gratis dapat berjalan. Total ada 1,5 ton beras yang disediakan setiap harinya di masing-masing Kodim untuk 1.000 orang selama 2 bulan ke depan.

"Covid yang berdampak tidak hanya pada kesehatan tapi juga ekonomi. Seperti ketersediaan pangan yang tidak mampu," ujar Yasin melalui keterangan tertulis pada Minggu (26/4/2020).

ATM beras. (Foto: Kementerian Pertanian)

ATM Beras di Tingkat RT

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Masyhuri mengusulkan program pemberian bantuan dari Kementerian Pertanian dan TNI AD ini dilakukan di tingkatan RT. Ini supaya penerima bantuan tidak perlu menggunakan alat transportasi ke Kodim-kodim. Sehingga upaya pencegahan terhadap penularan corona dapat lebih maksimal.

"Waktu beras miskin, itu titik distribusinya itu kan di kelurahan. Kemudian dari kelurahan ke warga dibantu RT/RW. Sekarang dengan adanya Rastra berubah lagi menjadi e-warung. Warung itu kan di setiap RT kan ada. Itu sudah dekat, kenapa tidak menggunakan itu," jelas Masyhuri saat dihubungi VOA, Jumat (1/5/2020).

Masyhuri menjelaskan penyaluran distribusi melalui e-warung juga dapat meningkatkan pendapatan pemilik warung yang berada di titik-titik distribusi. Selain itu, ia juga mengusulkan pemerintah untuk menyerap gabah hasil panen raya pada bulan ini.

Masyhuri beralasan kapasitas penyimpanan beras Bulog tidak akan cukup untuk menampung kebutuhan beras secara nasional. Ia memperkirakan total kebutuhan beras nasional sekitar 30 juta ton untuk setahun, sementara kapasitas penyimpanan Bulog hanya sekitar 3,5 juta ton.

Kata dia, gabah hasil serapan pemerintah tersebut dapat ditampung di lumbung-lumbung masyarakat. Sehingga kebutuhan beras masyarakat dapat terpenuhi selama wabah corona. "Seharusnya pengadaan beras itu digencarkan, mumpung masih panen dan perlu ada lumbung-lumbung di masyarakat." [sm/em]