Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill tidak membatasi jumlah pencari suaka yang dapat diterima di negaranya.
CANBERRA —
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengatakan Jumat (19/7) bahwa semua pengungsi yang tiba di Australia dengan kapal akan ditempatkan di Papua Nugini.
Rudd dan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill menandatangani sebuah perjanjian di kota Brisbane yang akan memungkinkan Australia mendeportasi pengungsi ke negara tetangga yang masih berkembang itu.
“Sejak saat ini, semua pencari suaka yang tiba di Australia dengan kapal tidak akan berkesempatan tinggal di Australia sebagai pengungsi,” ujar Rudd pada wartawan.
Langkah yang disebut Rudd sebagai “sangat keras” ini, bertujuan untuk menghalangi kenaikan jumlah pencari suaka yang pergi ke Australia dalam kapal nelayan bobrok dari negara asalnya yang miskin dan dilanda peperangan, melalui negara-negara lain seperti Indonesia dan Malaysia.
Gelombang kedatangan mereka yang terus meningkat ini merupakan masalah politik besar bagi Partai Buruh asal Rudd, yang merupakan anak bawang dalam pemilihan umum yang akan diselenggarakan beberapa bulan lagi.
Menteri Imigrasi Tony Burky mengatakan aturan tersebut akan berlaku bagi pengungsi yang tiba sejak Jumat.
Para pencari suaka yang tiba dengan kapal akan terus dievaluasi klaim pengungsinya di Australia dan di kamp-kamp penahanan di Papua Nugini dan Nauru.
Australia akan membantu pengungsi yang sebenarnya menetap di Papua Nugini, negara dengan masyarakat kesukuan yang beragam dengan lebih dari 800 bahasa dan berpenduduk tujuh juta orang yang sebagian besar mencari nafkah sebagai petani.
Sampai Jumat, 15.728 pencari suaka telah tiba dengan kapal tahun ini. Kedatangan mereka itu sepertinya akan melebihi jumlah total tahun lalu sebesar 17.202.
Iran merupakan negara asal dengan jumlah pengungsi terbanyak. Para pencari suaka dari Iran tahun lalu mencapai satu dari tujuh kedatangan. Tahun ini, rasionya naik menjadi satu dari tiga orang.
Pemerintah Indonesia sendiri telah mengumumkan akan berhenti mengeluarkan visa kedatangan bagi orang Iran yang hendak pergi ke Australia.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin mengeluarkan keputusan Kamis yang mencabut opsi visa kedatangan bagi warga Iran yang telah berlaku sejak 2005, menurut juru bicara kantor imigrasi. Aturan baru ini akan mulai berlaku 20 Agustus.
Rudd mengatakan pemerintahannya akan bernegosiasi dengan para tetangga lain terkait pembatasan akses visa untuk negara-negara asal pencari suaka.
Afghanistan, Sri Lanka, Pakistan, Vietnam, Irak, Bangladesh dan Burma merupakan negara-negara asal pencari suaka terbanyak lainnya yang datang ke Australia.
O'Neill tidak membatasi berapa banyak pencari suaka yang dapat negaranya terima. (AP/Rod McGuirk)
Rudd dan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill menandatangani sebuah perjanjian di kota Brisbane yang akan memungkinkan Australia mendeportasi pengungsi ke negara tetangga yang masih berkembang itu.
“Sejak saat ini, semua pencari suaka yang tiba di Australia dengan kapal tidak akan berkesempatan tinggal di Australia sebagai pengungsi,” ujar Rudd pada wartawan.
Langkah yang disebut Rudd sebagai “sangat keras” ini, bertujuan untuk menghalangi kenaikan jumlah pencari suaka yang pergi ke Australia dalam kapal nelayan bobrok dari negara asalnya yang miskin dan dilanda peperangan, melalui negara-negara lain seperti Indonesia dan Malaysia.
Gelombang kedatangan mereka yang terus meningkat ini merupakan masalah politik besar bagi Partai Buruh asal Rudd, yang merupakan anak bawang dalam pemilihan umum yang akan diselenggarakan beberapa bulan lagi.
Menteri Imigrasi Tony Burky mengatakan aturan tersebut akan berlaku bagi pengungsi yang tiba sejak Jumat.
Para pencari suaka yang tiba dengan kapal akan terus dievaluasi klaim pengungsinya di Australia dan di kamp-kamp penahanan di Papua Nugini dan Nauru.
Australia akan membantu pengungsi yang sebenarnya menetap di Papua Nugini, negara dengan masyarakat kesukuan yang beragam dengan lebih dari 800 bahasa dan berpenduduk tujuh juta orang yang sebagian besar mencari nafkah sebagai petani.
Sampai Jumat, 15.728 pencari suaka telah tiba dengan kapal tahun ini. Kedatangan mereka itu sepertinya akan melebihi jumlah total tahun lalu sebesar 17.202.
Iran merupakan negara asal dengan jumlah pengungsi terbanyak. Para pencari suaka dari Iran tahun lalu mencapai satu dari tujuh kedatangan. Tahun ini, rasionya naik menjadi satu dari tiga orang.
Pemerintah Indonesia sendiri telah mengumumkan akan berhenti mengeluarkan visa kedatangan bagi orang Iran yang hendak pergi ke Australia.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin mengeluarkan keputusan Kamis yang mencabut opsi visa kedatangan bagi warga Iran yang telah berlaku sejak 2005, menurut juru bicara kantor imigrasi. Aturan baru ini akan mulai berlaku 20 Agustus.
Rudd mengatakan pemerintahannya akan bernegosiasi dengan para tetangga lain terkait pembatasan akses visa untuk negara-negara asal pencari suaka.
Afghanistan, Sri Lanka, Pakistan, Vietnam, Irak, Bangladesh dan Burma merupakan negara-negara asal pencari suaka terbanyak lainnya yang datang ke Australia.
O'Neill tidak membatasi berapa banyak pencari suaka yang dapat negaranya terima. (AP/Rod McGuirk)