Para pencari suaka yang diizinkan meninggalkan kamp-kamp migran yang dioperasikan Australia di negara-negara Pasifik untuk mendapatkan perawatan medis dari Australia akan dikirim ke fasilitas seperti penjara di sebuah pulau Australia yang terpencil.
PM Australia Scott Morrison terbang ke pulau Christmas itu untuk mengumumkan strategi pemerintahnya dalam mencegah para pencari suaka menjangkau daratan utama Australia. Pulau kecil itu terletak 5.170 kilometer dari barat laut ibukota Australia, Canberra.
Australia membayar Nauru dan Papua Nugini untuk menampung hampir 1.000 pencari suaka yang berusaha mencapai garis pantai Australia dengan kapal sejak 2013. Kapal-kapal yang menyelundupkan para pencari suaka dari Afrika, Timur Tengah dan Asia itu sebelumnya berdatangan setiap harinya dari pelabuhan-pelabuhan Indonesia, namun usaha penyelundupan itu berhenti sejak pemerintah mengumumkan bahwa tidak satupun pengungsi yang tiba dengan kapal akan diizinkan menetap di Australia.
Evakuasi medis selama ini terbukti sebagai cara yang dapat mengakali kebijakan itu. Para pencari suaka yang sakit sering menggunggat pemerintah di pengadilan untuk mendapatkan izin dialihkan ke rumah sakit Australia, namun ratusan migran yang diberi izin pada akhirnya sering menerima perintah pengadilan yang melarang mereka pulang ke kamp-kamp imigrasi di pulau-pulau itu.
Pemerintah mulai membuka kembali kamp Pulau Christmas Desember lalu setelah sebuah UU baru yang diloloskan parlemen Australia mengizinkan dokter, bukan birokrat, menentukan mana pencari suaka yang bisa mendapat pengobatan di rumah sakit Australia. UU itu lolos setelah mendapat dukungan partai-partai politik di luar pemerintah dan bertentangan dengan keinginan pemerintah. [ab]