Koala semakin menyedot perhatian banyak peneliti dunia belakangan ini. Pasalnya, hewan yang seperti halnya kangguru, sering diasosiasikan dengan Australia ini, terancam punah. Habitatnya menyusut secara signifikan akibat penebangan, pembangunan, dan kebakaran hutan.
Universitas Griffith mencoba membantu mengatasi masalah ini dengan mengembangkan teknologi kecerdasan buatan. Sebuah tim di perguruan tinggi itu mengembangkan teknologi pengenalan wajah mamalia berbulu itu.
Dengan teknologi ini, menurut mereka, para pakar konservasi bisa mendeteksi secara akurat di mana koala biasanya muncul, bagaimana mereka berperilaku, dan berapa besar populasi mereka sehingga bisa merancang cara-cara untuk mengonservasi mereka.
Profesor Jun Zhou, yang memimpin studi percontohan itu, mengatakan, ia berharap teknologi kecerdasan yang dikembangkan timnya akan mengakhiri kebutuhan pemeriksaan kamera manual untuk menentukan spesies mana yang menggunakan penyeberangan.
"Sekarang, dengan perkembangan kecerdasan buatan yang sangat cepat selama 10 tahun terakhir, teknologi ini cukup kuat untuk membantu mengenali tidak hanya koala secara umum, tetapi koala mana yang menggunakan penyeberangan,” jelasnya.
Penyeberangan yang dimaksud Jun adalah lintasan-lintasan penyeberangan jalan satwa liar di negara bagian Queensland.
Seiring meningkatnya pembangunan, banyak hutan yang dekat dengan habitat koala dirambah manusia, dan dilengkapi jalan-jalan mobil. Para pakar lingkungan membangun jembatan dan jalur bawah tanah yang secara umum disebut penyeberangan jalan satwa liar, di jalan-jalan yang sibuk dekat habitat koala untuk menawarkan rute yang aman bagi hewan itu untuk menyeberang.
Para peneliti sebelumnya juga menggunakan tag identifikasi dan GPS untuk melacak koala.
Universitas Griffith University mengatakan timnya akan melatih kelompok-kelompok konservasi mempelajari teknologi pengenalan wajah koala.
Mereka berharap teknologi itu dapat mengumpulkan cukup data untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana koala menggunakan lintasan penyeberangan satwa liar, dan apakah penyeberangan-penyeberangan yang sudah dibangun selama ini telah ditempatkan secara baik untuk melindungi hewan itu dari cedera tertabrak mobil.
Proyek yang didanai pemerintah ini akan dimulai di 20 lokasi kamera di dekat Brisbane Juli mendatang.
Koala (Phascolarctos cinereus) merupakan wakil satu-satunya dari keluarga Phascolarctidae. Penduduk asli Australia, Aborigin, memberi nama hewan itu sesuai kebiasaannya yang boleh dikatakan jarang minum. Koala dalam bahasa Aborigin artinya tidak minum.
Koala sebenarnya minum air tetapi sangat jarang karena makanan utamanya, daun eukaliptus, sudah mengandung cukup banyak air. Hewan ini tidak perlu turun dari pohon untuk minum setelah makan banyak.
Koala dapat ditemukan di sepanjang pesisir timur Australia mulai dari Adelaide sampai ke Semenanjung Cape York. Hewan ini biasa hidup di hutan dengan curah hujan cukup tinggi.
Koala mirip dengan wombat, saudara terdekat mereka, namun memiliki bulu yang lebih tebal dan lembut, serta telinga yang lebih besar. Kaki dan tangannya dilengkapi dengan cakar yang besar dan panjang untuk membantunya memanjat.
Hewan ini jarang bergerak, tetapi koala jantan memiliki teriakan yang sangat kuat, yang dapat didengar hingga sejauh satu kilometer pada musim kawin. [ab/uh]