Australia Kirim 600 Tentara dan 8 Pesawat Tempur Melawan ISIS

Perdana Menteri Australia Tony Abbott

Australia mengirim 600 tentara dan delapan pesawat tempur ke Timur Tengah dalam persiapan untuk operasi militer pimpinan Amerika melawan militan Negara Islam di Irak.

Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan Washington telah secara spesifik meminta Australia ikut ambil bagian dalam misi internasional melawan militan Sunni yang telah merebut wilayah luas di Irak dan Suriah itu.

Tony Abbott mengatakan Negara Islam adalah “kelompok pembunuh berpaham sesat” yang menimbulkan ancaman bukan hanya terhadap rakyat di Timur Tengah, tetapi juga di seluruh dunia, termasuk Australia. Canberra mengerahkan 400 personel Angkatan Udara dan 200 tentara pasukan khusus yang akan bertindak sebagai penasihat militer bagi pasukan Irak atau pasukan Kurdi, Peshmerga.

Mereka akan berpangkalan di fasilitas Amerika di Uni Emirat Arab. Delapan jet tempur Super hornet milik Australia juga akan bersiaga untuk bergabung dalam upaya multinasional untuk menghentikan gerak maju militan Islamis di Irak.

Perdana Menteri Abbott mengatakan misi itu pada dasarnya tetap merupakan misi kemanusiaan, dan pemerintahannya belum membuat keputusan mengirim pasukan untuk bertempur di darat.

Mantan panglima militer Australia, Peter Leahy, mengatakan bahwa pengiriman pasukan tempur itu bisa menjadi langkah berikutnya.

“Sama sekali tidak mengejutkan, dan seperti ditekankan oleh perdana menteri, pasukan tempur darat katanya dapat digunakan, jadi mari kita lihat ini sebagai operasi awal. Tetapi jika mereka terlibat dalam operasi, untuk mendukung upaya kemanusiaan dan untuk menghalangi ISIS, terus terang itu adalah tindakan yang benar. Kita tidak bisa menerima perilaku semacam ini di panggung dunia,” ujar Leahy.

Australia akan bergabung dengan koalisi berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Kanada, Yordania, Bahrain dan Uni Emirat Arab.

Keputusan Perdana Menteri Abbott itu mendapat dukungan dari oposisi utama, Partai Buruh, tetapi pemimpin Partai Hijau, Christine Milne, menuduh pemerintah “secara buta mengikuti Amerika ke kancah perang baru di Irak dan Suriah.”

Pekan lalu, Canberra menaikkan kewaspadaan teror domestik menjadi “tinggi” untuk pertama kalinya karena adanya kemungkinan serangan oleh warga Australia yang kembali dari konflik di Irak dan Suriah.

Pengumuman Perdana Menteri Abbott itu disampaikan setelah ISIS merilis sebuah video yang menunjukkan pemenggalan pekerja bantuan Inggris David Haines. Sebelumnya, militan Sunni itu telah membunuh dua wartawan Amerika dengan cara barbar serupa.