Australia, Kamis (15/6), melarang Rusia untuk membangun gedung kedutaan baru di dekat Gedung Parlemen setelah pejabat intelijen memperingatkan pembangunan itu berisiko memunculkan kegiatan spionase dan memberikan ancaman keamanan.
Rusia menyewa sebidang tanah yang berlokasi sekitar 400 meter dari gedung parlemen Australia di Canberra. Moskow telah meletakkan fondasi bangunan untuk gedung kedutaan baru.
Namun, setelah gagal menghalangi pembangunan tersebut di pengadilan, pemerintah Australia mengeluarkan undang-undang baru pada Kamis (15/6) yang secara khusus dirancang untuk menghentikan pembangunan itu.
Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan undang-undang itu dikeluarkan segera setelah pertemuan Komite Keamanan Nasional Australia.
Sydney Opera House yang diterangi dengan warna Bendera Ukraina untuk menandai satu tahun sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai, di Sydney, Australia, 24 Februari 2023. Australia melarang Rusia untuk membangun gedung kedutaan baru di dekat Gedung Parlemen. (Foto: REUTERS/ Joy Jaimi)
"Pemerintah menerima pandangan keamanan yang sangat jelas mengenai risiko yang ditimbulkan oleh kehadiran baru Rusia yang begitu dekat dengan Gedung Parlemen," katanya kepada wartawan.
"Kami bertindak cepat untuk memastikan lokasi sewa tidak menjadi kehadiran diplomatik formal."
Seorang diplomat Rusia mengatakan kepada AFP bahwa "kedutaan sedang mencari pandangan hukum" setelah pengumuman tersebut.
Undang-undang baru itu, disahkan dengan dukungan bipartisan, tidak menghentikan Rusia untuk memiliki jejak diplomatik di Australia -- hanya dilarang dari gedung yang sangat dekat dengan parlemen.
Undang-undang tersebut juga menekankan bahwa Rusia mungkin memenuhi syarat untuk kompensasi finansial.
Mampu, Agresif dan Tidak Dibatasi
Pakar kontraintelijen dan mantan agen FBI Dennis Desmond mengatakan langkah Canberra mencurigai Rusia dengan menggunakan situs kedutaan yang diusulkan sebagai basis untuk memata-matai politisi Australia, sangat masuk akal.
BACA JUGA: Dukung Ukraina, Dubes Rusia: Warga Australia Alami 'Cuci Otak’
"Keputusan untuk menempatkan kedutaan di suatu lokasi jelas memiliki maksud yang sangat spesifik di baliknya," katanya kepada AFP.
Mantan diplomat Inggris Alex Bristow, dari Institut Kebijakan Strategis Australia, mengatakan kemungkinan besar pemerintah mendapatkan peringatan "tegas" dari badan intelijen.
"Rusia memiliki beberapa badan intelijen terbesar, paling mampu, paling agresif, dan paling tidak dibatasi di dunia," katanya.
Albanese mengatakan dia memperkirakan akan adanya beberapa pukulan balik dari Rusia.
"Kami tidak berharap Rusia berada dalam posisi untuk berbicara tentang hukum internasional, mengingat penolakan mereka secara konsisten dan berani terhadap invasi mereka ke Ukraina," katanya. [ah/rs]