Awak pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada akhir pekan dengan 62 orang di dalamnya tidak mengeluarkan peringatan darurat atau masalah teknis sebelum jatuh ke laut, kata seorang penyelidik pada Senin (11/1).
Pihak berwenang sejauh ini belum bisa menjelaskan mengapa pesawat berusia 26 tahun itu hanya empat menit setelah lepas landas. Tapi mereka mengatakan telah menentukan lokasi kotak hitam.
Sebuah rekaman suara dengan petugas kontrol lalu lintas udara memperdengarkan percakapan rutin, dan tidak ada komunikasi saat Sriwijaya Air Boeing 737-500 terjun sekitar 3.000 meter dalam kurang dari satu menit sebelum mencebur ke Laut Jawa, kata penyelidik Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo.
BACA JUGA: KNKT: Pesawat Sriwijaya Air Kemungkinan Pecah Ketika Jatuh ke Laut"Seperti percakapan normal dan tidak ada yang mencurigakan," katanya kepada AFP. "Tidak ada percakapan soal keadaan darurat atau semacamnya."
Data awal menunjukkan pesawat itu "kemungkinan besar" masih utuh saat berbenturan dengan air Sabtu (9/1), tambahnya.
"Tapi kami belum tahu pasti apa yang menyebabkan kecelakaan," kata Utomo.
62 penumpang dan awak berada di dalam pesawat tersebut, termasuk 10 anak-anak. [vm/jm]