Amerika dan Taliban hari Kamis (22/8) sore melanjutkan perundingan perdamaian di Qatar untuk menuntaskan perjanjian guna mengakhiri perang terlama Amerika di luar negeri.
Perundingan babak ke-9 itu dalam proses dialog yang telah berlangsung satu tahun itu dimulai di ibukota Qatar, Doha, dan diharapkan akan menghasilkan perdamaian antara kedua kekuatan yang bermusuhan itu.
Perundingan diadakan satu hari setelah bentrokan antara Taliban dan pasukan Amerika di Afghanistan utara menewaskan dua tentara Amerika, sehingga jumlah korban Amerika tahun ini mencapai 14 orang, lebih besar dari korban tahun 2018.
BACA JUGA: Dua Tentara AS Tewas Dalam Pertempuran di AfghanistanZalmay Khalilzad, utusan khusus Amerika untuk Afghanistan memimpin delegasi Amerika, dan pihak Taliban dipimpin oleh Sher Abbas Stanekzai, kata juru bicara Taliban Zahibullah Mujahid.
“Kepala pasukan pendudukan Scott Miller juga hadir dalam perundingan itu,” kata Mujahid. Miller adalah komandan pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan.
Khalilzad akan terbang ke Kabul setelah pertemuan di Doha untuk mengadakan perundingan dengan pemerintah Afghanistan. Ia mengatakan sebelum berangkat ke Doha bahwa tim Amerika akan berusaha mencapai persetujuan tentang berbagai hal yang belum disepakati. “Kami sudah siap, dan kami harap Taliban juga,” kata Khalilzad.
Kalau dicapai perjanjian damai, Amerika akan mengumumkan jadwal penarikan pasukannya dan pasukan sekutu dari Afghanistan. Taliban akan menjamin bahwa teroris internasional tidak akan menggunakan Afghanistan sebagai pangkalan untuk menyerang negara lain.
Perjanjian itu juga akan membuka jalan bagi perdamaian antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, yang dianggap oleh Taliban sebagai pemerintahan boneka.
Presiden Donald Trump tampaknya ingin bergegas menarik pasukan Amerika dari Afghanistan untuk memperkuat posisinya dalam pemilihan presiden tahun depan. (ii)