Badai tropis memicu tanah longsor dan banjir bandang saat menghantam ujung utara Filipina Senin malam. Para pejabat mengatakan, Selasa (12/10), sedikitnya sembilan orang tewas dan 11 lainnya hilang.
Lebih dari 1.600 warga dievakuasi dari rumah-rumah di beberapa kota yang dihantam oleh hujan deras dan angin yang menumbangkan pohon dan merobohkan tiang-tiang listrik.
Badai Tropis Kompasu terakhir dilacak berada di atas Laut China Selatan, sekitar 315 kilometer barat provinsi Cagayan dengan kecepatan angin 100 kilometer per jam dan hembusan 125 kilometer per jam, kata lembaga prakiraan cuaca pemerintah.
Empat warga desa tewas dalam dua insiden tanah longsor yang mengubur rumah-rumah mereka di sebuah kawasan pegunungan di provinsi Benguet, Filipina Utara, sementara seorang penjaga keamanan tersapu gelombang kuat saat memeriksa pelabuhan dan tenggelam di kota Claveria di Cagayan, kata sejumlah pejabat penanggulangan bencana.
Di provinsi Palawan, Filipina Barat, empat orang tewas dan empat lainnya hilang akibat banjir bandang di kota Narra, yang diguyur hujan lebat musiman yang diperparah oleh badai.
Sejumlah personel garda pantai menyelamatkan warga-warga lanjut usia dan anak-anak yang terjebak di rumah-rumah yang terendam banjir, Senin, dan membawa mereka melintasi banjir di sebuah kawasan pinggiran kota Brooke's Point di Palawan.
Sekitar 20 badai dan topan setiap tahun menerjang Filipina, yang juga terletak di Cincin Api Pasifik, sebuah wilayah yang sering dilanda gempa bumi dan letusan gunung berapi, sehingga menjadikan kepulauan di Asia Tenggara itu salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia. [ab/uh]