Badai Daniel di Mediterania telah menyebabkan banjir mematikan di Libya. Banjir itu menyapu seluruh lingkungan dan menghancurkan rumah-rumah di beberapa kota pesisir di bagian timur negara di Afrika Utara itu.
Jumlah korban tewas yang terkonfirmasi akibat banjir akhir pekan mencapai 61 orang pada Senin (11/9) malam, menurut otoritas kesehatan.
Namun penghitungan tersebut tidak termasuk korban dari kota Derna, yang tidak dapat diakses, dan ribuan orang yang hilang diyakini terbawa arus air.
BACA JUGA: Lebih dari 2.000 Orang Dilaporkan Tewas Akibat Banjir di LibyaAhmed al-Mosmari, juru bicara angkatan bersenjata yang berbasis di Libya timur mengatakan: “Di kota Derna saja, ada lebih dari dua ribu orang meninggal, dan kami mendoakan jiwa mereka. Masih ada ribuan orang hilang di Derna, dari lima menjadi enam ribu orang hilang, dan jumlah ini bisa meningkat sangat signifikan.
Al-Mosmari mengaitkan bencana tersebut dengan jebolnya dua bendungan di dekatnya, yang menyebabkan banjir bandang yang mematikan.
Dalam wawancara telepon dengan stasiun televisi al-Masar hari Senin, Perdana Menteri Ossama Hamada dari pemerintahan Libya timur mengatakan Derna telah dinyatakan sebagai zona bencana.
Libya masih terpecah menjadi dua pemerintahan yang bersaing, satu di timur dan satu lagi di barat, yang masing-masing didukung oleh milisi dan pemerintah asing. [lt/ab]