Banyak orang Yahudi di seluruh dunia akan merayakan Yom Kippur dengan berpuasa dan berdoa di sinagoge mereka akhir pekan ini.
Namun bagi umat Yahudi di Florida, Badai Milton yang dahsyat telah mengacaukan rencana untuk merayakan Hari Penebusan Dosa, hari paling suci dalam setahun dalam kepercayaan Yahudi. Perayaan Yom Kippur tahun ini dimulai pada Jumat (11/10) malam dan menutup rangkaian perayaan Hari Raya Suci yang dimulai sejak peringatan Rosh Hashana pada 2 Oktober.
Di seluruh wilayah yang terancam badai, para rabi dan jemaah mereka menghabiskan sebagian dari the Days of Awe (Hari-hari Kekaguman) — rentang waktu antara Rosh Hashana dan Yom Kippur — untuk melindungi rumah dan sinagoge mereka saat Milton yang melanda lepas pantai, berubah menjadi badai Kategori 5. Banyak — meskipun tidak semua warga— mengungsi, mematuhi perintah sukarela dan wajib, dan menemukan tempat penyimpanan yang aman untuk gulungan Taurat sinagoge dan diri mereka sendiri.
Milton menghantam Pantai Teluk Florida pada Rabu (9/10) sebagai siklon Kategori 3, dengan angin kencang yang merusak, hujan lebat, dan tornado. Pada Kamis (10/10), badai telah bergerak ke arah timur menuju Samudra Atlantik.
Rabi Ini Memutuskan Tidak Mengungsi
Rabbi Yitzchok Minkowicz mengevakuasi sebagian besar keluarganya sebelum badai. Namun, dia memilih untuk bertahan bersama putranya, yang juga seorang rabi, di Chabad Lubavitch di Florida Barat Daya dekat Fort Myers. Fasilitas tersebut menampung orang-orang yang mengungsi akibat badai, termasuk dokter, responden pertama, dan lansia yang tidak dapat mengungsi.
Penting untuk "bersama masyarakat dan untuk masyarakat," dan memberikan dukungan emosional dan spiritual, katanya saat badai mendekat.
Menjelang tengah malam Kamis (10/10), aliran listrik di pusat Chabad dan seluruh lingkungan padam, kata Minkowicz, dan mereka menjadi segelintir dari jutaan orang yang tidak mendapatkan aliran listrik. Fasilitas itu terhindar dari gelombang badai, tetapi rumah-rumah dan bangunan lain di daerah itu tidak, katanya.
"Kebutuhan mendesak kami adalah listrik agar kami dapat membantu masyarakat kami dan menyelenggarakan kebaktian Yom Kippur," kata Minkowicz kepada The Associated Press melalui email pada Kamis. "Kami berdoa agar masalah ini segera teratasi."
Pusat itu berencana untuk menyelenggarakan perayaan Yom Kippur terlepas dari badai yang ada. Ia mengatakan hal yang sama terjadi dua tahun lalu, ketika hari raya itu diadakan setelah badai besar, Ian.
"Yom Kippur adalah hari ketika Anda membuka jiwa Anda kepada Tuhan dan Anda benar-benar terhubung dengan Tuhan," kata Minkowicz. "Ketika Anda melewati badai, hal-hal yang bersifat material tidak penting. Mereka sudah berada di zona di mana mereka benar-benar berfokus kepada Tuhan."
Jemaat Beth Am di wilayah Teluk Tampa juga mengalami 'pemadaman listrik' dan berencana untuk menyelenggarakan kebaktian Yom Kippur secara daring, kata Rabi Jason Rosenberg dari sinagoge Reform.
"Penting untuk tetap bersikap objektif. Menggelar kebaktian daring bukanlah hal yang diinginkan siapa pun, tetapi bisa jadi jauh lebih buruk," katanya. "Ini terasa seperti berkat."
Badai tersebut menekankan salah satu refleksi tahunan Yom Kippur.
Sebuah pertanyaan tersirat, katanya sebelum badai Milton menghantam kawasan tersebut, "Jika ini akan menjadi tahun terakhir Anda di Bumi, apa yang akan Anda lakukan secara berbeda? ... Ketika Anda menghadapi badai bersejarah, badai yang berpotensi mengancam jiwa dan mengubah hidup Anda, pesan itu benar-benar hadir."
Milton Halangi Peringatan Yom Kippur dan 7 Oktober
Seperti kebanyakan jemaatnya, Rabi Nicole Luna telah dievakuasi setelah membantu mengamankan Kuil Beth El di Fort Myers, dan mempercayakan beberapa gulungan Taurat kepada jemaat jika gelombang badai yang mengancam menghancurkan sinagoge.
Ketika jemaat menghadapi Badai Irma pada 2017 dan Badai Ian pada 2022, waktu terjadinya Milton sangat berat, karena telah memaksa penundaan peringatan setahun serangan Hamas atas Israel 7 Oktober 2023. Perang yang saat ini masih terus berlangsung.
"Rasanya terlalu berat hati kami untuk menanggung beban saat ini," kata Luna dari Miami menjelang badai. "Semuanya sangat berat."
Setelah badai berlalu, Luna memberi tahu jemaatnya bahwa sinagoge mereka tidak rusak, meskipun listrik padam.
Ia mengumumkan rencana untuk mengadakan kebaktian melalui Zoom pada Jumat (11/10) malam, dan kebaktian tatap muka pada Sabtu (12/10).
"Kami berharap lampu lalu lintas akan kembali menyala pada Sabtu, tetapi silakan datang hanya kalau Anda yakin dapat berkendara dengan aman (sampai di tempat ini)," pesannya.
Luna mengatakan dia bersyukur atas "dukungan besar" yang dia terima dari sesama rabi di Pantai Timur Florida, yang membuka kuil mereka untuk liburan bagi para pengungsi. Mereka juga menekankan bahwa mereka dapat datang apa adanya, karena hanya sedikit yang mengambil "pakaian yang sesuai untuk liburan" dalam upaya melarikan diri dari amukan Milton.
Chabad of Southwest Broward dekat Fort Lauderdale menampung beberapa pengungsi dari daerah yang paling terdampak badai, mulai dari seorang ibu dengan bayinya yang baru lahir hingga pasangan lansia, kata direktur Rabbi Pinny Andrusier. Mereka diundang untuk menghabiskan Yom Kippur bersama kelompok yang berbasis di Cooper City, termasuk berbagi makanan halal sebelum dan sesudah hari puasa.
"Kami selamat, syukurlah," kata Andrusier tentang badai tersebut. "Kami dapat membuka pintu kami" bagi mereka yang berada di zona badai.
Sinagoge Batal Gelar Yom Kippur
Ratusan keluarga Yahudi di Longboat Key, pulau penghalang di lepas Teluk Sarasota, tidak akan dapat merayakan Yom Kippur di sinagoge mereka untuk pertama kalinya dalam 45 tahun sejarah mereka, kata Shepard Englander, CEO Federasi Yahudi Sarasota-Manatee.
Akses ke pulau tersebut, khususnya John Ringling Causeway, ditutup sebelum badai. Jemaat memutuskan tidak ada gunanya menggelar kebaktian "Hari Penebusan Dosa' di tengah risiko hantaman badai Milton. Mereka telah merayakan Rosh Hashana di gedung mereka meskipun sejumlah rumah di dekatnya rusak akibat Badai Helene, yang melanda daratan bulan lalu.
Englander mengatakan dia dan keluarganya dievakuasi dari rumah mereka di tepi sungai di luar Sarasota dan berlindung di rumah seorang teman di pedalaman. Dari sana, ia berusaha memastikan anggota masyarakat dari Longboat Key dan kuil-kuil lain yang tidak akan mengadakan kebaktian dapat berdoa dan berbuka puasa Yom Kippur di pusat konferensi yang baru dibangun di Sarasota dengan makanan seperti blintzes, bagel, krim keju, dan salmon asap.
Menjelang badai, orang-orang tersebar di wilayah tersebut di tempat penampungan darurat atau tinggal bersama keluarga atau teman, kata Englander.
"Di masa-masa sulit, Anda benar-benar memahami kekuatan komunitas," katanya. "Dan ini adalah komunitas Yahudi yang peduli, erat, dan murah hati." [es/ft]