Awak tanggap darurat di New York, Senin (26/12) bergegas menyelamatkan warga yang terdampak oleh apa yang disebut pihak berwenang sebagai “badai salju abad ini.” Badai tanpa henti itu telah menewaskan hampir 50 orang di berbagai penjuru AS dan menyebabkan kekacauan perjalanan pada musim libur Natal.
Kondisi badai salju masih bertahan di beberapa bagian timur laut AS. Sisa-sisa cuaca ekstrem yang terus melanda AS selama beberapa hari ini menyebabkan pemadaman listrik yang meluas, penundaan perjalanan dan sedikitnya 49 kematian di sembilan negara bagian, menurut data resmi.
BACA JUGA: Suhu Anjlok, Diperkirakan Pecahkan Rekor Malam Natal TerdinginDi negara bagian New York, pihak berwenang menyebutkan tentang kondisi sangat buruk, terutama di Buffalo, di mana salju turun selama berjam-jam, mayat ditemukan di dalam mobil dan di bawah gundukan salju. Personel bantuan darurat mendatangi mobil demi mobil untuk mencari penyintas.
Badai salju hebat, angin yang menderu dan suhu di bawah titik beku memaksa pembatalan lebih dari 15 ribu penerbangan di AS dalam beberapa hari ini, termasuk hampir 4.000 pada hari Senin, menurut situs pelacak penerbangan Flightaware.com.
Buffalo, kota di Kabupaten Erie yang terbiasa dengan cuaca musim dingin yang buruk, menjadi pusat krisis. Kota ini terkubur di bawah tumpukan salju sangat tebal.
“Tentu saja ini adalah badai salju terbesar abad ini,” kata Gubernur New York Kathy Hochul kepada wartawan. Ia menambahkan “masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa badai ini telah berakhir.”
Hochul mengatakan beberapa kota di bagian barat New York dihujani salju 0,75 meter hingga 1 meter dalam semalam.”
Senin malam, Hochul berbicara dengan Presiden Joe Biden, yang menawarkan “kekuatan penuh pemerintah federal” untuk membantu negara bagian New York. Biden mengatakan ia dan Ibu Negara Jill Biden berdoa bagi mereka yang kehilangan orang-orang tercinta dalam badai itu, kata sebuah pernyataan Gedung Putih.
Biden juga mengesahkan deklarasi darurat untuk negara bagian itu, kata Gedung Putih. [uh/ab]