Badan antidoping China (Chinada) menuduh media asal Amerika Serikat, The New York Times, mempolitisasi isu doping, dan mengatakan bahwa publikasi tersebut mencoba “mempengaruhi psikologi” atlet China yang tengah berlaga di Olimpiade Paris.
Chinada mengatakan, bahwa mereka benar-benar telah mengikuti pedoman antidoping, dan mengecam Times dengan menyebutnya “tidak adil dan tidak bermoral,” sehari setelah surat kabar tersebut melaporkan bahwa dua perenang negara itu pada 2022, dinyatakan positif menggunakan steroid terlarang, tetapi skorsing sementara untuk mereka dicabut.
Skorsing tersebut dicabut, setelah hasil tes positif tersebut disalahkan pada makanan yang terkontaminasi, dan Times mengatakan salah satu dari dua perenang tersebut ikut berkompetisi di Olimpiade Paris.
BACA JUGA: Badan Doping Olimpiade: 90 Persen Atlet Jalani Tes pada 2024“Tujuan utama (New York Times) adalah mengganggu kelancaran kompetisi renang Olimpiade Paris, mempengaruhi psikologi atlet China, dan melemahkan kemampuan kompetitif mereka,” kata Chinada dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
“Ini sangat tidak adil dan tidak bermoral,” lanjut mereka.
Ketika dimintai komentar, juru bicara New York Times menjawab: “Kami yakin dengan keakuratan laporan kami.”
Laporan Times meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi, antara Badan Antidoping Dunia dan Badan Antidoping AS, atas penanganan kasus yang melibatkan 23 perenang China, yang hasil tesnya positif mengandung trimetazidine (TMZ) beberapa minggu sebelum Olimpiade Tokyo.
Hasil positif tersebut disalahkan pada kontaminasi makanan.
Kepala Badan Antidoping AS, Travis Tygart, mengatakan pada Selasa (30/7) bahwa China telah “menutup-nutupi hasil tes positif steroid keras ini.”
Chinada mengatakan “kontaminasi doping dalam produk daging merupakan masalah umum di seluruh dunia” dan menyebutkan kasus pelari cepat asal Amerika Serikat Erriyon Knighton sebagai salah satu contoh dalam pernyataannya.
BACA JUGA: Panitia Olimpiade Janji Perbaiki Makanan dan Layanan TransportasiPeraih medali perak dunia, Knighton tidak diskors walaupun hasil tesnya positif mengonsumsi zat terlarang, trenbolone, pada awal tahun ini setelah seorang arbiter menemukan hasil tersebut kemungkinan disebabkan oleh daging yang terkontaminasi. Knighton kemudian diperbolehkan bertanding di Paris.
“Penelitian yang relevan menunjukkan bahwa trenbolone adalah preparat anabolik protein yang memiliki efek kuat dalam meningkatkan kekuatan dan tenaga, dan bukan merupakan kontaminan umum,” kata Chinada.
Reuters telah menghubungi USADA untuk meminta komentar terkait laporan ini. [ns/ab]