Baghdad ditutup, Jumat (6/5). Pemerintah memasang hambatan beton di seputar kota karena khawatir gejolak minggu lalu akan terulang, ketika para demonstran menyerbu Zona Internasionalyang dijaga ketat dan parlemen, memaksa anggota parlemen lari menyelamatkan diri.
Jembatan Sungai Tigris yang menghubungkan lokasi utama demonstrasi. Lapangan Tahrir di bagian timur ke Zona Internasional di wilayah barat telah ditutup dengan beberapa lampir penghalang beton.
Kota Sadr, yang juga berada di bagian timur dan tempat tinggal sekitar lima juta pendukung ulama Syiah Muqtada al-Sadr, telah sama-sama ditutup.
Sejumlah laporan beredar Jumat pagi (6/5) bahwa pengunjuk rasa siap untuk menyeberangi sungai dengan perahu, jika perlu.
Di dalam Zona Internasional, kedutaan-kedutaan asing ditutup sepenuhnya dan keamanan ditingkatkan.
Keamanan juga diperketat di jalan-jalan siang hari Jumat sementara orang belanja. Kawat berduri dan perintang beton memblokir jalan-jalan, dan truk polisi birudengan pengawal bersenjata diparkir di sisi jalan menuju ke alun-alun.
Keresahan meningkat di Baghdad selama berbulan-bulan, sementara orang-orang mengeluhkan korupsi besar-besaran di pemerintah, koneksi politik dan ketidak efisienan.
Sadr memimpin protes ini, dan menuntut pemerintah melakukan reformasi serta pembentukan kabinet baru terdiri dari para teknokrat.
Verdana Menteri Haider al-Abadi, sekarang satu-satunya pejabat tinggi pemerintah Irak yang tersisa, Kamis (5/5) memecat komandan keamanan Zona Internasional karena mengizinkan para pengunjuk rasa memasuki daerah yang dijaga ketat itu minggu lalu, dan menunjuk seorang komandan baru.
Dalam beberapa jam, baku tembak pecah antara pengawal militer Abadi dan polisi federal, pasukan para militer yang sedia kepada Département Dalam Negeri. [as/uh-jm]