Sebuah bahan aktif dalam obat batuk biasa ditemukan dapat mengurangi tingkat gula darah pada manusia dan tikus, mengindikasikan bahwa suatu hari nanti mungkin bahan itu dapat digunakan untuk mengobati diabetes.
Bahan tersebut, dextromethorphan, ada dalam banyak sirup dan tablet obat batuk. Bahan itu menurunkan tingkat gula darah pada diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 dengan melindungi sel-sel beta yang memproduksi insulin. Namun ini bukanlah obat untuk diabetes.
Eckhard Lammert, profesor fisiologi dan direktur Pusat Diabetes di Dusseldorf, Jerman, dan kolega-koleganya menemukan bahwa dextromethorphan menurunkan tingkat gula darah pada tikus.
Insulin adalah hormon yang membantu sel-sel menyerap glukosa untuk bahan bakar. Jika sel-sel beta tidak memproduksi cukup insulin, gula dengan tingkat berbahaya dan destruktif dapat timbul dalam darah, menimbulkan komplikasi-komplikasi serius, termasuk kebutaan dan gagal ginjal.
Diabetes Tipe 1 disebabkan oleh sistem kekebalan yang salah arah, menghancurkan sel-sel beta yang memproduksi insulin. Penyakit ini menimpa sekitar 10 persen dari semua penderita diabetes.
Yang jauh lebih umum dan merupakan masalah yang semakin meningkat di dunia, adalah Tipe 2 atau diabetes dewasa. Orang-orang dengan kondisi ini resisten terhadap insulin; sel-sel tubuh mereka tidak dapat menyerap jumlah gula dalam darahnya.
Lammert mengatakan dextromethorphan mengurangi tingkat gula darah sekitar 10 persen.
Cukup menggoda untuk membeli obat batuk dan mencobanya, menurut Lammert, namun penggunaan dextromethorphan ini masih eksperimental dan ia tidak menyarankan penggunaan obat batuk bagi orang-orang yang ingin mengobati diabetesnya.
Pada akhirnya, kata Lammert, dextromethorphan mungkin dapat digunakan sebagai penambah untuk obat diabetes standar, seperti metformin.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine.