Baidu Perkenalkan Layanan Taksi Swakemudi di China

Sebuah layar memberikan visualisasi area sekitar taksi swakemudi yang dikembangkan oleh raksasa teknologi Baidu Inc., di Beijing, 14 Juni 2022. (AP/Ng Han Guan)

Kendaraan minus supir (swakemudi) diperkirakan akan menjadi bisnis multimiliar dolar di China. Perusahaan-perusahaan otomotif pun berlomba merebut pasarnya, termasuk raksasa teknologi Baidu yang baru-baru ini menguji coba lebih dari 500 kendaraan swakemudi di Beijing dan kota-kota China lainnya. 

Yang diujicoba Baidu adalah taksi robot yang disebut Apollo. Kendaraan tanpa pengemudi ini dioperasikan untuk mengangkut siapa saja yang ingin berkeliling kota dan bersedia membayar ongkosnya.

Baidu dan saingannya, Pony.ai, menerima lisensi pertama China pada bulan April untuk mengoperasikan taksi tanpa seorang pun di kursi pengemudi tetapi dengan pengawas keselamatan di kursi penumpang. Atau tepatnya, 18 bulan setelah raksasa teknologi AS Alphabet Inc. memulai layanan kendaraan swakemudi Waymo di Phoenix, Arizona, pada Oktober 2020.

Kendaraan swakemudi "robotaxi" Baidu Apollo dipamerkan di Baidu Apollo Park, Beijing, 22 April 2022. (Noel Celis / AFP)

Didirikan pada tahun 2000 sebagai operator mesin pencari, Baidu telah berkembang menjadi perusahaan yang mengembangkan kecerdasan buatan, chip processor dan berbagai terobosan teknologi lainnya.

Wei Dong, Wakil Presiden dan Chief Safety and Operations Officer di Baidu Intelligent Driving Group, mengatakan kendaraan swakemudinya membuat berkendaraan menjadi lebih murah, lebih mudah dan lebih aman.

Your browser doesn’t support HTML5

Baidu Perkenalkan Layanan Taksi Swakemudi di China

“Ketika kendaraan dapat beroperasi sendiri tanpa bergantung pada manusia, ini dapat menciptakan nilai-nilai sosial di berbagai tingkatan. Tidak akan ada lagi pengemudi mengantuk, sementara jumlah kecelakaan parah yang disebabkan pengemudi yang buruk yang mengakibatkan kematian juga akan sangat berkurang," jelasnya.

Saat ini operasi Apollo masih sangat terbatas. Layanannya hanya di kawasan sekitar 60 kilometer persegi di Yizhuang, sebuah distrik industri di pinggiran tenggara Beijing yang memiliki jalan-jalan lebar dan jarang dikunjungi pengendara sepeda atau pejalan kaki.

Seorang pria mengenakan masker masuk ke Baidu Apollo Robotaxi di tempat penjemputan penumpang di Taman Shougang, Beijing, Minggu, 2 Mei 2021. (AP/Andy Wong)

Zhao Hui, seorang konsumen, memanfaatkan layanan Apollo di kawasan tersebut. Ia mengatakan, ia merasa sedikit lebih aman daripada berada dalam mobil yang dikemudikan langsung manusia.

"Pertama-tama, tidak ada pelanggaran peraturan lalu lintas yang biasanya dibuat oleh manusia. Dan dalam hal mengidentifikasi rintangan, mereka akurat dan sensitif. Mereka juga dapat mengidentifikasi objek yang sangat kecil yang terkadang luput dari perhatian manusia,” komentarnya.

Layanan Apollo kini diperluas di Shanghai dan delapan kota lainnya di China. Apollo Go, demikian nama komersial penyedia layanan kendaraan Apollo, mengatakan telah memberikan 213.000 layanan perjalanan pada kuartal terakhir tahun lalu, sehingga menjadikannya perusahaan taksi self-driving tersibuk di dunia.

Taksi swakemudi, Baidu Apollo Robotaxi, melewati konter layanan pelanggannya di Taman Shougang, Beijing, Minggu, 2 Mei 2021. (AP/Andy Wong, File)

Tetapi Zhou Lijun, Direktur dan Kepala Analis di Yiche Research Institute, mengatakan bahwa teknologinya masih jauh dari sempurna. "Kita masih dalam tahap eksplorasi, dan kita tidak boleh melebih-lebihkan prospeknya dan mengatakan bahwa teknologinya sempurna. Ini tidak benar,”
sebutnya.

Apollo Go mengatakan pihaknya berencana untuk memperluas layanan taksi swakemudi ke 65 kota pada tahun 2025 dan 100 kota pada tahun 2030. [ab/lt]