Kawat berduri dan ratusan kamera mengelilingi kompleks besar yang terdiri atas lebih dari 30 asrama, sekolah, gudang, dan bengkel di ujung barat China. Puluhan petugas bersenjata dan seekor anjing Doberman bersiaga di luar.
Di belakang gerbang yang terkunci itu, laki-laki dan perempuan menjahit pakaian olahraga yang bisa berakhir di kampus-kampus dan tim olahraga Amerika.
Kompleks besar itu adalah satu dari semakin banyak kamp tahanan di wilayah Xinjiang, di mana diperkirakan 1 juta Muslim ditahan, dipaksa untuk melupakan bahasa dan agama mereka dan tunduk pada indoktrinasi politik. Kini, pemerintah China juga memaksa sebagian tahanan untuk bekerja di industri manufaktur dan makanan. Sebagian industri berada dalam kamp-kamp tahanan itu; selebihnya di pabrik-pabrik milik swasta, yang disubsidi negara, tempat tahanan dikirim setelah dibebaskan.
Kantor berita Associated Press melacak pengiriman terbaru dan berkelanjutan dari salah satu pabrik di dalam kamp tahanan ke Badger Sportswear, pemasok terkemuka di Statesville, North Carolina. Pengiriman menunjukkan betapa sulit menghentikan produk hasil kerja paksa masuk ke rantai pasokan global, meskipun impor semacam itu ilegal di Amerika. CEO Badger John Anton, hari Minggu mengatakan, perusahaan itu akan mencari sumber pakaian olahraga lain sementara menyelidiki.
Pihak berwenang China mengatakan kamp-kamp, yang mereka sebut pusat pelatihan, memberi pelatihan kejuruan gratis bagi orang-orang Uighur, Kazakh, dan lainnya, umumnya Muslim, sebagai bagian dari rencana membawa minoritas ke dunia "beradab modern" dan mengentaskan kemiskinan di Xinjiang. Menurut mereka, orang-orang di pusat pelatihan itu telah menandatangani perjanjian untuk menerima pelatihan kejuruan.
Departemen Propaganda Xinjiang tidak menanggapi permintaan untuk komentar melalui faks. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China hari Senin menuduh media asing membuat “banyak laporan tidak benar'' tentang pusat pelatihan itu, tetapi tidak menyebut khusus ketika diminta rincian.
Namun, puluhan orang yang pernah berada di kamp atau punya teman atau keluarga di sana mengatakan kepada AP, yang mereka tahu, tahanan tidak diberi pilihan selain bekerja di pabrik-pabrik itu. Sebagian besar orang Uighur dan Kazakh, yang diwawancarai di pengasingan, juga mengatakan, bahkan orang dengan pekerjaan profesional dilatih kembali untuk melakukan pekerjaan kasar. [ka]