Tujuh kandidat presiden AS dari Partai Republik kembali berdebat pada Rabu (27/9) malam, masing-masing berusaha untuk keluar untuk menjadi penantang utama mantan Presiden Donald Trump, yang memimpin nominasi presiden dari partai tersebut untuk pilpres 2024, meskipun saat ini ia tengah menghadapi empat dakwaan pidana.
Trump kembali tidak mengikuti debat yang disponsori partai itu seperti yang dilakukannya bulan lalu.
"Donald Trump menghilang," ujar Gubernur Florida Ron DeSantis, yang menjadi rival terkuat Trump namun masih kalah dalam perolehan suara nasional. "Dia harusnya berada di sini untuk menjawab mengapa ia menambah hutang negara sebesar $7.8 triliun."
Mantan Gubernur New Jersey Chris Christie bahkan melontarkan ejekan dengan mengatakan bahwa jika sang mantan presiden terus menghindari debat bakal capres Partai Republik, "Kami tidak akan memanggilmu Donald Trump, kami akan memanggilmu Donald Duck."
BACA JUGA: Hakim Putuskan Donald Trump Tipu Bank dan Perusahaan Asuransi Ketika Bangun Kerajaan Real EstatSaat lawan-lawannya berdebat di Perpustakaan Kepresidenan Ronald Reagan di California, Trump mengadakan rapat umum politik di Michigan, sebuah negara bagian yang menjadi medan pertempuran politik di kawasan barat tengah AS. Negara bagian itu adalah tempat pekerja otomotif melakukan aksi mogok kerja melawan tiga produsen mobil terbesar di negara bagian tersebut.
Trump secara strategis memperkirakan bahwa ia tidak akan mendapat keuntungan apa pun dengan tampil di panggung debat yang sama dengan lawan-lawannya ketika jajak pendapat nasional yang disusun oleh RealClearPolitics menunjukkan bahwa ia mendapat dukungan sebesar 56% di kalangan pemilih Partai Republik untuk pencalonan tersebut. Trump juga unggul 42 poin persentase dari penantang terdekatnya Gubernur Florida Ron DeSantis.
Enam anggota Partai Republik lainnya yang ikut dalam debat, dan mendaftar dengan dukungan suara dibawah 10 persen dalam jajak pendapat, adalah mantan Gubernur South Carolina Nikki Haley, pengusaha Vivek Ramaswamy, mantan Wakil Presiden Mike Pence, Senator North Carolina Tim Scott, mantan Gubernur New Jersey Chris Christie, dan Gubernur North Dakota Doug Burgum.
Setelah acara debat pertama yang tidak tegas di antara para penentang Trump, jajak pendapat nasional menunjukkan bahwa mantan presiden tersebut benar-benar memperluas keunggulannya, bahkan ketika ia menghadapi kemungkinan menghabiskan waktu berminggu-minggu di ruang sidang pada paruh pertama tahun 2024 saat menghadapi tuduhan bahwa ia secara ilegal berupaya membatalkan kekalahannya dari Presiden Joe Biden pada pemilu tahun 2020. Ia juga dituduh secara ilegal menyimpan dokumen keamanan nasional yang sangat rahasia ketika dia meninggalkan jabatannya pada awal tahun 2021.
Dengan Trump memperoleh dukungan mayoritas di kalangan pemilih Partai Republik, lawan-lawannya kesulitan meyakinkan para pemilih bahwa mereka adalah pilihan yang lebih baik untuk mencalonkan diri melawan Biden, kandidat Partai Demokrat yang berupaya terpilih kembali.
Di antara para peserta debat, hanya Christie yang secara tegas menyerang Trump atas tuduhan pidana yang dihadapinya.
Mantan Gubernur Arkansas Asa Hutchinson, salah seorang kandidat Partai Republik lainnya yang sebelumnya menyerang Trump dan mengatakan Trump harus keluar dari pencalonan presiden, gagal memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Komite Nasional Partai Republik untuk bisa ikut dalam tahap debat.
Persyaratan tersebut termasuk memiliki setidaknya 3% dukungan dalam dua jajak pendapat nasional, atau 3% dalam satu satu jajak pendapat nasional dan dua jajak pendapat negara bagian dari negara-negara bagian yang mengadakan pencalonan lebih awal dalam proses tersebut yaitu Iowa, New Hampshire, Nevada, dan South Carolina.
Kandidat juga membutuhkan setidaknya 50.000 donor keuangan individual dan menandatangani janji yang menyatakan bahwa mereka akan mendukung kandidat yang nantinya muncul sebagai calon dari Partai Republik. [my/jm]