Bakteri TB Ditemukan pada Pasien yang Sudah Sembuh

  • Jessica Berman

Pemindaian paru-paru penderita TB dengan menggunakan X-ray (foto: ilustrasi).

Para periset heran dengan temuan bahwa Tuberkulosis atau TB mungkin belum benar-benar hilang dari beberapa pasien yang dianggap sudah “sembuh.”

Sebuah studi baru menemukan bukti bahwa bakteria penyebab TB tetap hidup meski sudah diobati. Beberapa bulan setelah dirawat karena TB paru-paru dengan antibiotik yang banyak, 99 orang yang negatif HIV di Cape Town, Afrika Selatan, dipindai paru-parunya.

Para peneliti pada Universitas Stellenbosch menggunakan CT-scan, jenis X-ray yang lebih rinci, dan PET-scan, yang bersinar untuk mengungkap adanya kelainan paru-paru. Pemindaian pada 76 pasien, yang diduga sudah sembuh, menunjukkan masih adanya peradangan paru-paru dan jaringan abnormal seperti pada pasien yang belum diobati.

Setahun setelah pengobatan, 50 pasien menunjukkan keadaan paru-paru serupa, meskipun sebagian besar jaringan abnormal atau lesi telah mengecil ukurannya. 16 pasien lainnya bebas dari lesi.

Para periset juga mendeteksi kandungan genetika pada air liur dan lendir dari 34 pasien, indikasi bahwa bakteri hidup masih berada dalam paru-paru mereka. Para periset itu terkejut.

“Ya, kami sangat terkejut,” kata ilmuwan senior pada Institut Kesehatan Nasional Clifton Barry, yang mengelola Riset Tuberkulosis dan turut menulis studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine itu

“Kami cukup terkejut melihat sisa-sisa bakteri pada akhir pengobatan … dan menemukan bukti adanya bakteri hidup pada pasien yang kami kira sudah sembuh dari TB,” imbuhnya.

Barry mengatakan para periset tidak mengetahui apa implikasinya. Apakah pasien bisa kambuh, dan bila iya, apakah infeksinya bisa kebal antibiotik? Pemberian antibiotik selama enam bulan merupakan standar dalam mengobati pasien TB, yang setelah itu biasanya tidak menunjukkan gejala penyakit itu.

“Menurut saya pertanyaannya adalah, “Apakah itu cukup?” dan apakah kita perlu memeriksa dengan lebih cermat para pasien pada akhir pengobatan dan mengevaluasi cara bagaimana mengobati pasien?,” ujar Barry.

Para periset mengatakan pemberian obat mungkin perlu disesuaikan dengan masing-masing individu. Sepertiga dari populasi dunia terinfeksi TB. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan 9,5 juta orang sakit dan 1,5 juta meninggal dunia. [vm/jm]