Seorang bocah laki-laki Palestina berusia tiga tahun berada dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit Israel, Jumat pagi (2/6) setelah tertembak militer Israel di Tepi Barat yang diduduki. Militer Israel menggelar penyelidikan atas apa yang dikatakannya sebagai penembakan yang tidak disengaja itu.
Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan bahwa orang-orang bersenjata melepaskan tembakan Kamis malam ke arah permukiman Neve Tzuf di Tepi Barat. Pernyataan itu juga menyebutkan, sejumlah tentara di pos jaga membalas tembakan itu.
Beberapa saat kemudian, petugas medis Israel menerima laporan bahwa seorang pria Palestina dan anak itu terluka parah. Pria itu dilarikan ke rumah sakit Palestina, sementara si balita setelah disadarkan kembali oleh petugas medis Israel, diterbangkan ke Rumah Sakit Sheba Israel. Rumah sakit itu mengatakan bocah tersebut dalam kondisi kritis.
Militer merilis video yang menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai orang-orang bersenjata yang menembak ke arah permukiman dan mengatakan sedang mencari mereka.
Tetapi, militer Israel mengatakan, insiden itu sedang dievaluasi. Militer mengatakan "menyesalkan peristiwa yang dialami warga sipil itu” dan bahwa pihaknya melakukan "segala daya untuk mencegah insiden semacam itu."
Penembakan itu adalah pertumpahan darah terbaru dalam gelombang kekerasan selama lebih dari setahun di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur. Pertempuran itu meningkat sejak pemerintah baru Israel yang berhaluan kanan mulai menjabat pada akhir Desember
Hampir 120 warga Palestina telah tewas di dua wilayah tersebut tahun ini, dengan hampir setengah dari mereka adalah anggota kelompok militan bersenjata, menurut penghitungan Associated Press.
Sementara itu, serangan Palestina yang menargetkan warga Israel di kedua wilayah tersebut telah menewaskan sedikitnya 21 orang.
Israel merebut Tepi Barat dan Yerusalem Timur, bersama dengan Jalur Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967. Palestina mengupayakan wilayah ini sebagai bagian dari negara masa depan mereka.
Sekitar 700.000 orang Israel sekarang tinggal di permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Sebagian besar komunitas internasional menganggap permukiman ini ilegal atau menghambat perdamaian. [ab/uh]