Grup music rock asal Bali, Navicula, giat mengkampanyekan penyelamatan orangutan di Indonesia lewat lagunya.
Kampanye penyelamatan orangutan tidak saja dilakukan oleh lembaga pemerhati satwa maupun pemerintah, namun juga oleh band pengusung grunge rock asal Bali, Navicula. Melalui lagu berjudul “Orangutan”, Navicula mengingatkan akan ancaman kepunahan orangutan akibat ekspansi perkebunan sawit yang mengabaikan kelestarian lingkungan.
Menurut rencana Navicula juga akan mengkampanyekan penyelamatan orang utan melalui lagu tersebut di festival internasional "Envol et Macadam" pada 7-8 September mendatang di Kanada. Langkah ini sebagai upaya penyebarluasan pesan penyelamatan lingkungan ke tingkat internasional.
Vokalis sekaligus gitaris Navicula, Gede Robi Supriyanto pada keterangannya di sela-sela acara Dapur Olah Kreatif di Denpasar pada Sabtu malam (1/9) menyatakan orangutan adalah salah satu indikator dalam kelestarian lingkungan. Pembantaian oleh manusia pada satwa langka adalah karena motivasi mengeruk keuntungan dengan mengeksploitasi alam dan mengabaikan keberlanjutannya. Menurut Robi, kampanye penyelamatan orangutan juga berarti penyelamatan hutan sebagai habitat satwa tersebut.
“Kami prihatin dengan habitat hutan hujan alami di Indonesia dan sepakat bahwa yang paling efektif adalah penegakan hukum terkait perlindungan hutan di Indonesia,” ujarnya.
Robi berharap kampanye penyelamatan orangutan melalui lagu akan lebih mudah diterima masyarakat dan menggugah kepedulian mereka akan orangutan dan lingkungan.
“Mungkin lewat musik lebih cair, karena lewat musik walaupun orang tidak tertarik dengan temanya dia bisa menikmati musiknya. Setelah dia menikmati musiknya baru dia mencerna liriknya. Sebaliknya, ada yang tidak suka musik rock tapi suka dengan lagu kita gara-gara temanya sesuai dengan idealismenya,” ujar Robi.
Seniman dan Budayawan Bali Putu Indrawan menilai kampanye melalui lagu khusus melalui aliran grunge rock akan sangat efektif terutama dalam membangkitkan kepedulian kawula muda terhadap isu-isu lingkungan, mengingat pencinta aliran grunge rock mayoritas adalah anak muda.
Menurut rencana Navicula juga akan mengkampanyekan penyelamatan orang utan melalui lagu tersebut di festival internasional "Envol et Macadam" pada 7-8 September mendatang di Kanada. Langkah ini sebagai upaya penyebarluasan pesan penyelamatan lingkungan ke tingkat internasional.
Vokalis sekaligus gitaris Navicula, Gede Robi Supriyanto pada keterangannya di sela-sela acara Dapur Olah Kreatif di Denpasar pada Sabtu malam (1/9) menyatakan orangutan adalah salah satu indikator dalam kelestarian lingkungan. Pembantaian oleh manusia pada satwa langka adalah karena motivasi mengeruk keuntungan dengan mengeksploitasi alam dan mengabaikan keberlanjutannya. Menurut Robi, kampanye penyelamatan orangutan juga berarti penyelamatan hutan sebagai habitat satwa tersebut.
“Kami prihatin dengan habitat hutan hujan alami di Indonesia dan sepakat bahwa yang paling efektif adalah penegakan hukum terkait perlindungan hutan di Indonesia,” ujarnya.
Robi berharap kampanye penyelamatan orangutan melalui lagu akan lebih mudah diterima masyarakat dan menggugah kepedulian mereka akan orangutan dan lingkungan.
“Mungkin lewat musik lebih cair, karena lewat musik walaupun orang tidak tertarik dengan temanya dia bisa menikmati musiknya. Setelah dia menikmati musiknya baru dia mencerna liriknya. Sebaliknya, ada yang tidak suka musik rock tapi suka dengan lagu kita gara-gara temanya sesuai dengan idealismenya,” ujar Robi.
Seniman dan Budayawan Bali Putu Indrawan menilai kampanye melalui lagu khusus melalui aliran grunge rock akan sangat efektif terutama dalam membangkitkan kepedulian kawula muda terhadap isu-isu lingkungan, mengingat pencinta aliran grunge rock mayoritas adalah anak muda.