Genre Heavy Metal cukup populer di Indonesia terutama karena suksesnya Band Burger Kill. Tetapi Band Legendaris dari Bandung ini tidak hanya populer di Indonesia tetapi juga di luar negeri seperti Amerika Serikat dimana band genre Heavy Metal ini melakukan tur untuk album terbarunya, Adamantine. Walaupun mereka sudah pernah tur di Australia dan Eropa, ini merupakan pertama kalinya Burger Kill tampil di Amerika.
“Obrolannya sudah lama banget ya, mungkin dari 10 tahun lalu,” ujar Ebenz gitaris Burger Kill, “ terus mulai bicara sedikit-sedikit ya, (rasanya) mimpi wah kayaknya kalau Burger Kill main di Amerika sepertinya asyik gitu,” tambah pendiri band yang dibentuk tahun 1995.
Sepanjang 16 hari non-stop dari pertengahan bulan Oktober hingga akhir bulan Oktober, Burger Kill tampil di beberapa kota besar di bagian timur Amerika Serikat termaksud Ibukota Amerika, Washington DC, Chicago, New York, Minneapolis, Madison, Milwauke dan Philadelphia. Intensitas tampil nonstop di berbagai panggung setiap malam ini juga menjadi tantangan bagi band metal Indonesia.
“Yang penting sih mood, energi harus bawa sendiri,” menurut Vicky Mono, vokalis utama Burger Kill, “gimana cara nya supaya senang. Karena Rock N Roll moodnya harus senang terus gitu. Jadi kita bangun sendiri moodnya supaya senang gitu,” tambah Vicky.
Album "Adamantine" merupakan album ke lima Burger Kill. Banyak kritikus musik mengatakan karya ini adalah karya mereka yang paling kompleks secara komposisi dan teknikalitas. Oleh karena itu, Burger Kill membutuhkan 4 tahun untuk menulis, merekam dan memproduksi album bertema komunikasi dan sosial ini.
“Album ini banyak mainin beat yang memang belum pernah kita mainin sih sebetulnya,” menurut Ebenz.
“Jadi kita kayak mau flashback balik lagi ke spirit album pertama karena membernya (anggota) Burger Kill sekarang ada Putra, jadi pengennya ada sesuatu yang barulah gitu, jadi lebih refresh kedengarannya,” tambah Ebenz.
Salah satu lagu dari album Adamantine, berjudul United Front, adalah hasil kerja sama Burger Kill dengan Dom Lawson, jurnalis dan juga artis musik metal dari Brighton, Inggris. Sesuai dengan tema album, lirik United Front ingin menunjukkan bahwa tidak ada batasan antara komunitas metal di seluruh dunia.
Untuk tur kali ini, semua konser Burger Kill dibuka dengan penampilan band heavy metal Indonesia Suaka dari New York City, mereka memainkan lagu-lagu original dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
“It’s a dream come true,” kata Rully Rochmat, vokalis band Suaka. “Kita melihat mereka seperti idol ya. Tiba-tiba bisa membawa mereka kesini, bisa tur 16 hari dan melihat mereka tiap malam!.”
Setelah tur ke Amerika, Burger Kill berencana untuk tur ke Australia dan Eropa lagi. Mereka juga akan merilis album baru berjudul Killchestra, rencananya mereka akan berkolaborasi dengan sebuah orkestra dari Republik Ceko. (gp/zb)