Moldova memberikan status kewarganegaraan kepada beberapa pembangkang yang juga anggota grup band rock Bi-2, ungkap pemerintah Moldova pada Senin (27/5). Mereka sebelumnya adalah warga negara Rusia dan Belarus, yang menentang perang Rusia di Ukraina.
Presiden Maia Sandu telah menandatangani sebuah dekrit yang memberikan kewarganegaraan kepada “beberapa anggota dari Bi-2,” ungkap kepala kantor kepresidenan, Adrian Balutel, saat mengumumkan hal itu di media sosial.
“Negara kami melindungi kehormatan manusia, kebebasan berekspresi dan menunjukkan solidaritas kepada mereka yang berada dalam bahaya,” tambah Balutel.
Bi-2 yang dibentuk pada 1980-an di Belarus ketika negara itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet, meninggalkan Rusia dalam protes atas perang dan sejak itu menggelar tur ke sejumlah negara dengan jumlah komunitas penutur bahasa Rusia yang besar.
Juru bicara grup band tersebut mengatakan, sembilan orang telah diberi kewarganegaraan Moldova, termasuk seorang gitaris, direktur artistik grup, dan teknisi bersama dengan anggota keluarga mereka.
BACA JUGA: Putin: Zelenskyy Tak Miliki Legitimasi setelah Masa Jabatannya Berakhir Pekan IniGrup tersebut pindah ke ibu kota Moldova pada ulan lalu, tetapi saat ini sedang menggelar tur.
Juru bicara grup itu mengatakan, bahwa mereka telah bertemu Sandu setelah salah satu konser tahun lalu. “Kami mengapresiasi pemimpin Moldova dan semua pihak yang telah membantu kami,” kata dia.
Sejumlah anggota band memiliki kewarganegaraan Australia, Israel dan juga Rusia.
Grup tersebut sempat menjadi tajuk pemberitaan tahun lalu ketika mereka ditahan selama satu pekan di Phuket, Thailand, pada Januari 2023 dalam dakwaan keimigrasian. Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka dapat dideportasi ke Rusia, di mana mereka akan menghadapi persekusi.
Setelah pembebasannya, grup band tersebut berangkat menuju ke Israel dan telah menggelar tur kembali sejak Maret lalu.
Sejumlah konser mereka di Rusia dibatalkan pada 2022 setelah mereka menolak untuk bermain di panggung yang dilengkapi dengan spanduk dukungan bagi perang di Ukraina, di mana setelah itu mereka meninggalkan negara tersebut. [ns/rs]