Otorita berwenang Jumat malam (28/9) memutuskan menutup bandara Mutiara SIS Al-Jufri di Palu dan menghentikan seluruh operasi hingga 24 jam ke depan.
“Sesuai Nota No. H0737/18 Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri Palu ditutup dari tanggal 28 September pukul 19.26 WITA sampai dengan estimasi tanggal 29 September pukul 19.20 WITA karena terdampak gempa bumi,” demikian pernyataan Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara M. Pramintohadi Sukarno sebagaimana diterima VOA beberapa waktu lalu.
Gempa berkekuatan 7,4 yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah telah menimbulkan dampak pada beberapa infrastruktur penting di daerah itu. “Saya telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran, baik di bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu, Gorontalo dan bandara-bandara sekitar untuk bergerak cepat mengecek seluruh fasilitas maupun kegiatan operasional penerbangan di sana,” ujar Pramintohadi.
BACA JUGA: Jokowi Siagakan Penanganan Gempa di Sulawesi TengahBandara Palu Rusak, Bandara di Daerah Lain Sejauh Ini Aman
Hasil pemeriksaan menunjukkan ada kerusakan di fasilitas bandara di Palu. Sementara bandara di beberapa daerah lain, seperti bandara Jalaluddin di Gorontalo, bandara Lagaligo Bua di Palopo, bandara Andi Jemma Masamba dan bandara Rampi di Luwu Utara, bandara Kasiguncu di Poso, bandara Tanjung Api Ampana di Tojo Una-Una, bandara Arung Palakka di Bone, bandara Pongtiku di Tana Toraja, bandara Haluoleo di Kendari, bandara Pogogul di Buol, dan bandara Sultan Bantilan di Toli-Toli; semua dalam keadaan aman.
Meskipun demikian Dirjen Perhubungan Udara memerintahkan untuk terus mengecek kondisi bandara dan fasilitas transportasi udara jika ada perkembangan terbaru pasca gempa. Seluruh bandara yang dinyatakan aman diminta tetap memaksimalkan pelayanan kepada penumpang. [em]