Jutaan pemilih di Bangkok akan memilih gubernur baru pada hari Minggu (21/5), pemilihan besar pertama sejak protes pro-demokrasi yang mengguncang ibu kota Thailand itu.
Pemilihan itu berlangsung pada saat Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha sedang berjuang untuk menyatukan koalisi nasionalnya yang berkuasa hingga pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung 12 bulan lagi.
Kota metropolitan berpenduduk 10 juta orang ini terakhir kali memilih gubernur pada 2013. Setelah merebut kekuasaan melalui kudeta militer pada 2014, Prayut memecat gubernur petahana dan menunjuk orangnya sendiri.
Tokoh paling kuat dalam persaingan 30 kandidat itu adalah Chadchart Sittipunt, mantan menteri transportasi dari kabinet pemerintahan sipil yang digulingkan oleh kudeta militer pada 2014. Ia mencalonkan diri sebagai calon independen. Namun, pria usia 55 tahun itu sesungguhnya adalah tokoh utama Pheu Thai -- partai oposisi yang dimotori mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra dan pernah mencalonkan diri sebagai perdana menteri pada pemilu 2019 mewakili partai itu.
Sementara Chadchart bersikeras dengan keindependenannya, Pheu Thai belum mengajukan kandidat untuk melawannya, sehingga membuat banyak orang memandangnya sebagai wakil partai itu.
Jajak-jajak pendapat menunjukkan ia jauh mengungguli gubernur petahana, Aswin Kwanmuang, mantan jenderal polisi yang didukung oleh Prayut. [ab/ka]