Human Rights Watch menuduh Bangladesh berusaha membuat keadaan bagi kira-kira 200.000 pengungsi Rohingya 'sangat buruk' untuk mencegah membanjirnya pengungsi.
Human Rights Watch mengatakan pembatasan yang dilakukan Bangladesh terhadap organisasi-organisasi bantuan internasional turut menyebabkan keadaan darurat kemanusiaan yang memburuk bagi kelompok etnis Rohingya Muslim yang melarikan diri dari kekerasan antar golongan agama di Burma.
Bangladesh bulan lalu memerintahkan tiga organisasi amal agar berhenti menyediakan bantuan untuk Rohingya karena Bangladesh mengatakan organisasi-organisasi itu mendorong lebih banyak pengungsi menyeberangi perbatasan.
Organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas, Aksi Melawan Kelaparan dan Bantuan Muslim menyediakan air bersih, perawatan kesehatan, sanitasi, dan bantuan lainnya untuk pengungsi di distrik Cox’s Bazaar, Bangladesh.
Dalam pernyataan hari Kamis, Human Rights Watch menuduh Bangladesh berusaha membuat keadaan bagi kira-kira 200.000 pengungsi Rohingya “sangat buruk sehingga orang-orang yang melarikan diri dari pelanggaran hak asasi di Burma akan tetap tinggal di Burma.”
Bangladesh bulan lalu memerintahkan tiga organisasi amal agar berhenti menyediakan bantuan untuk Rohingya karena Bangladesh mengatakan organisasi-organisasi itu mendorong lebih banyak pengungsi menyeberangi perbatasan.
Organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas, Aksi Melawan Kelaparan dan Bantuan Muslim menyediakan air bersih, perawatan kesehatan, sanitasi, dan bantuan lainnya untuk pengungsi di distrik Cox’s Bazaar, Bangladesh.
Dalam pernyataan hari Kamis, Human Rights Watch menuduh Bangladesh berusaha membuat keadaan bagi kira-kira 200.000 pengungsi Rohingya “sangat buruk sehingga orang-orang yang melarikan diri dari pelanggaran hak asasi di Burma akan tetap tinggal di Burma.”