Bank sentral Bangladesh akan mengajukan gugatan hukum terhadap satu bank Filipina karena diduga berperan dalam salah satu pencurian online terbesar di dunia dua tahun lalu, kata Abu Hena Mohd Razee Hassan, Gubernur Bank sentral Bangladesh, Rabu (7/2).
Beberapa peretas yang tak dikenal mencuri US$81 juta dari rekening Bank Bangladesh di Bank Sentral New York pada Februari 2016, dengan menggunakan perintah palsu pada sistem pembayaran SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications).
Uang itu dikirim ke Rizal Commercial Banking Corp. (RCBC) yang berbasis di Manila dan kemudian diserap oleh industri kasino Filipina.
Menteri Keuangan Bangladesh AMA Muhith pada Rabu membenarkan rencana Bangladesh untuk mengajukan tuntutan hukum.
Federal Reserve Bank of New York dan SWIFT juga akan tercantum dalam tuntutan hukum tersebut, dengan kasus diajukan di New York dalam dua atau tiga bulan, kata Hassan.
Sementara itu, RCBC mengatakan bahwa pencurian online itu adalah pekerjaan orang dalam dan Bank Bangladesh berusaha menutupinya.
Bank sentral AS, yang mengelola rekening bank sentral Bangladesh itu, membantah sistemnya telah dibobol. [as/al]