Bangladesh merelokasi lebih dari 1.400 pengungsi Muslim Rohingya ke sebuah pulau terpencil di Teluk Benggala pada hari Sabtu (30/1). Hal tersebut dilakukan di tengah kritik dari kelompok hak asasi manusia yang khawatir tentang kerentanan daerah itu tersebut terhadap badai dan banjir.
Relokasi Ronghingya dilakukan Jumat (29/1), menambah sekitar 6.700 jumlah pengungsiyang dipindahkan Bangladesh ke Pulau Bhasan Char sejak Desember.
Bangladesh mengatakan relokasi itu dilakukan secara sukarela, tetapi beberapa kelompok pengungsi pertama yang direlokasi mengatakan bahwa tindakan itu adalam pemaksaan. Pemerintah juga mengatakan padatnya di kamp-kamp pengungsi di distrik Cox's Bazar memicu kejahatan.
“Saat ini kami telah menerima total 3.242 Rohingya dalam dua hari. Semua orang senang dengan pengaturan di sini,” Komodor Angkatan Laut Abdullah Al Mamun Chowdhury, perwira yang bertanggung jawab atas pulau itu, mengatakan kepada Reuters melalui telepon.
Lima kapal, katanya, memindahkan 1.466 Rohingya dan barang-barang mereka pada hari Sabtu (29/1), setelah mereka dipindahkan dari kamp ke Chittagong.
Pemerintah Dhaka ingin memindahkan 10 persen dari 1 juta pengungsi yang tinggal di kamp-kamp perbatasan yang bobrok.
BACA JUGA: Jurnalis Foto Rohingya Dibebaskan dengan Jaminan dari Penjara BangladeshDua pengungsi Rohingya yang pindah pada hari Jumat (29/1) bersama keluarga mereka mengatakan kepada Reuters bahwa kekerasan yang sering terjadi di kamp telah memaksa mereka untuk memutuskan pindah.
Dua pria Rohingya lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka pindah ke rumah baru mereka secara sukarela dengan harapan "kehidupan yang lebih baik."
Pemerintah menepis kekhawatiran keamanan di pulau itu, dengan alasan adanya pembangunan pertahanan banjir, perumahan berkapasitas 100 ribu orang, rumah sakit dan pusat pemantauan angin topan.
Bangladesh telah menuai kecaman karena keengganan untuk berkonsultasi dengan badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan bantuan lainnya atas transfer tersebut. [ah]