Banjir Bandang dan Aliran Lahar di Sumbar: 34 Tewas, 16 Hilang

Upaya pencarian korban juga turut melibatkan tim penyelamat dari daerah, kepolisian, militer, dan relawan. (Foto: Dok Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang)

Sedikitnya 34 orang tewas dan 16 lainnya hilang setelah banjir bandang dan aliran lahar dingin dari Gunung Marapi menerjang Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatra Barat pada Sabtu (11/5). Demikian dikatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat pada Minggu (12/5).

Musibah tersebut menerjang dua kabupaten pada Sabtu (11/5) malam setelah hujan lebat yang terus-menerus. Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan banjir dan mengangkut abu serta batu-batu besar dari Gunung Marapi, gunung api yang paling aktif di Sumatra.

"Hingga saat ini, data kami menunjukkan bahwa 34 orang tewas: 16 di Agam dan 18 di Tanah Datar. Setidaknya 18 lainnya mengalami luka. Kami juga masih mencari 16 orang lainnya," kata Juru Bicara BPBD Provinsi Sumatra Barat, Ilham Wahab Ilham, kepada AFP.

Sedikitnya 34 orang tewas dan 16 lainnya hilang setelah bencana banjir bandang dan aliran lahar dingin dari Gunung Marapi pada Sabtu (11/5). (Foto: Tangkapan Layar Video Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang)

Ia menyatakan bahwa upaya pencarian korban juga turut melibatkan tim penyelamat dari daerah, kepolisian, militer, dan relawan.

Menurut Basarnas, Kabupaten Agam dan Tanah Datar diterjang banjir pada pukul 22.30 WIB pada Sabtu.

Sebelumnya, Basarnas melaporkan bahwa 12 orang meninggal, termasuk beberapa anak, akibat banjir bandang dan aliran lahar dingin.

Sembilan jenazah berhasil diidentifikasi sebelumnya pada Minggu, termasuk seorang anak berusia tiga tahun dan delapan tahun, kata Kepala Basarnas Padang Abdul Malik dalam sebuah pernyataan.

Sedikitnya 34 orang tewas dan 16 lainnya hilang setelah banjir bandang dan aliran lahar dingin dari Gunung Marapi menerjang Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatra Barat pada Sabtu (11/5). (Foto: Dok Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang)

“Hari ini kami akan melanjutkan pencarian di dua distrik tersebut,” ujarnya.

Pihak berwenang mengirimkan tim penyelamat dan perahu karet untuk mencari korban yang hilang dan mengangkut orang ke tempat penampungan.

Pemerintah setempat mendirikan pusat evakuasi dan posko darurat di beberapa wilayah di kedua kabupaten tersebut.

Pada Desember, Marapi meletus dan menyemburkan awan abu setinggi 3.000 meter ke udara, lebih tinggi dari gunung itu sendiri.

Sedikitnya 24 pendaki, sebagian besar mahasiswa, tewas akibat letusan tersebut. [ah]