Para pejabat Afghanistan mengatakan pada Minggu, bahwa jumlah korban meninggal akibat banjir bandang pada Jumat (10/5) di wilayah utara Provinsi Baghlan telah bertambah menjadi sekurangnya 315 orang, dengan lebih dari 1.600 orang luka-luka.
Kementerian Pengungsi mengumumkan jumlah korban terakhir itu melalui platform media sosial X. Mereka menyatakan, lebih dari 2.600 rumah telah “rusak sebagian dan keseluruhan” di provinsi tersebut, sejak bencana terjadi usai hujan musiman yang sangat deras.
Kementerian ini menekankan bahwa mereka melaporkan perhitungan awal dari kantor mereka di Provinsi Baghlan, dan menyebut bahwa kerugian material maupun manusia mungkin bisa bertambah.
Program Pangan Dunia PBB mengatakan pada Minggu di akun X mereka, bahwa kebanyakan daerah terdampak di provinsi tersebut “tidak dapat diakses dengan truk” dan lembaga ini menggunakan “semua pilihan yang ada” termasuk keledai, “untuk mengirimkan makanan kepada korban selamat yang telah kehilangan segalanya.”
Organisasi Migrasi Internasional mendukung data korban yang dilaporkan oleh otoritas Taliban di Afghanistan, dengan mengatakan bahwa korban meninggal telah melewati angka 300 dan diperkirakan akan terus bertambah.
Badan ini mengatakan, banjir telah menghancurkan lebih dari 2 ribu rumah. IOM juga mengunggah di X, “Kami mengoperasikan 16 gudang di seluruh Afghanistan, dan kami bekerja sama dengan mitra kami untuk menyediakan bantuan penyelamatan jiwa bagi mereka yang terdampak.”
Juru bicara Sekjen PBB mengutip pernyataan Antonio Guterres yang mengatakan bahwa dia sangat sedih atas korban jiwa dalam banjir banjdang di Baghlan dan mengirimkan rasa dukanya kepada seluruh keluarga korban.
“PBB dan mitra-mitranya di Afghanistan berkoordinasi dengan otoritas de faktor Taliban, untuk membantu dengan cepat dan menyedian dukungan kedaruratan,” ujar juru bicara itu, Stephane Dujarric.
Para ahli mengaitkan curah hujan musiman yang tinggi di Baghlan dan banjir yang mengikutinya pada perubahan iklim, yang membuat pemerintahan Afghanistan yang tidak siaga dan penduduk lokal menjadi lengah.
Deputi Perdana Menteri untuk Urusan Ekonomi Afghanistan, Abdul Ghani Baradar, berkunjung ke provinsi itu pada Minggu untuk meninjau operasi penyelamatan, penyediaan bantuan medis, distribusi pangan darurat, dan pengaturan tempat pengungsian sementara, kata kantor pejabat ini. [ns/jm]