Banjir pra-musim hujan melanda beberapa bagian India dan Bangladesh, menewaskan sedikitnya 24 orang dalam beberapa pekan terakhir dan memaksa 90.000 orang mengungsi ke tempat penampungan, kata pihak berwenang, Senin (23/5).
Kedua negara berpenduduk padat di Asia Selatan ini sering dilanda banjir dan dianggap sebagai korban utama perubahan iklim.
Kematian akibat banjir telah dilaporkan sejak 6 April di wilayah timur laut India, dengan negara bagian Assam dilaporkan terus mengalami banjir. Mereka yang terpaksa meninggalkan rumah karena banjir kini tinggal di 269 kamp yang didirikan oleh pihak berwenang.
Militer India harus mengevakuasi ribuan orang dalam dua pekan terakhir. Helikopter-helikopter dikerahkan untuk mengirimkan barang-barang penting kepada mereka yang terjebak di tempat-tempat rentan di distrik Dima Hasao yang paling parah dilanda bencana. Organisasi Penelitian Antariksa India menggunakan satelit untuk menilai kerusakan.
Banjir bandang telah terjadi di distrik Sylhet dan Sunamganj di Bangladesh, yang berbatasan dengan India timur laut. Permukaan sedikitnya tiga sungai kini di atas tingkat bahaya Senin, kata Arifuzzaman Bhuiyan dari Pusat Prakiraan dan Peringatan Banjir di Dhaka, ibu kota negara itu.
Media Bangladesh mengatakan ratusan desa terdampak sementara ladang-ladang tanaman rusak parah. Warga juga kekurangan air minum karena sumur terendam banjir atau sistem suplai air rusak. Sejauh ini tidak ada korban yang dilaporkan di Bangladesh.
Stasiun TV Jamuna mengatakan saat air banjir surut dari beberapa daerah, banyak daerah baru terkena banjir baru pada hari Senin.
Pihak berwenang mengatakan ratusan desa masih terputus dari pasokan listrik sementara infrastruktur jalan telah rusak parah. [ab/lt]