Pihak berwenang Brazil pada Minggu (19/2) mengatakan sedikitnya 26 orang tewas di dua kota di negara bagian Sao Paolo di tengah banjir dan tanah longsor. Jumlah korban ini diperkirakan akan terus meningkat.
Pejabat-pejabat Sao Sebastiao mengkonfirmasi 25 orang tewas, sementara Wali Kota Ubatuba mengatakan seorang anak berusia tujuh tahun juga tewas.
Kota-kota seperti Sao Sebastiao, Ubatuba, Ilhabela dan Bertioga adalah sebagian kota yang dilanda hujan sangat lebat dan kini berada dalam status darurat. Pihak berwenang telah membatalkan perayaan karnaval karena tim SAR masih berjuang menemukan orang-orang yang hilang, luka-luka atau dikhawatirkan telah meninggal dunia di bawah puing-puing tanah longsor.
Wali Kota Sao Sebastiao, Felipe Augusto, mengatakan “tim SAR kami belum berhasil mencapai beberapa lokasi, situasinya masih kacau balau.” Ia kemudian menambahkan bahwa puluhan orang hilang, sementara 50 rumah ambruk karena tanah longsor.
Augusto memasang beberapa video di saluran media sosialnya, yang menunjukkan kerusakan parah di kota itu, termasuk operasi penyelamatan seorang bayi oleh warga lokal yang berbaris di jalan yang terendam banjir.
Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva mencuit di Twitter bahwa ia akan mengunjungi kawasan itu pada Senin (20/2).
Pemerintah negara bagian Sao Paulo dalam sebuah pernyataan mengatakan curah hujan di negara itu melampaui 600 milimeter dalam satu hari, salah satu yang paling tinggi di Brazil dalam masa yang sangat singkat.
Pemerintah lokal Bertioga mengatakan curah hujan di kota itu saja mencapai 687 milimeter dalam satu hari.
BACA JUGA: Hujan Lebat Sebabkan Banjir di Kota di Brazil SelatanGubernur Tarcisio de Freitas meminta bantuan dukungan dari tentara, yang langsung mengirim dua pesawat dan tim SAR ke kawasan itu.
Beberapa petikan video di televisi menunjukkan rumah-rumah yang terendam banjir dan hanya menyisakan bagian atapnya saja. Sebuah jalan yang menghubungkan Rio de Janeiro ke kota pelabuhan Santos juga terputus karena banjir dan tanah longsor. [em/ah]