Hujan deras dan permukaan air yang tinggi di sungai-sungai di timur laut China mengancam kota-kota di hilir pada hari Jumat (4/8), mendorong evakuasi ribuan orang, meskipun negara itu tampaknya terhindar dari dampak terburuk dari musim topan yang menghantam sebagian Asia Timur.
Provinsi Hebei yang mengelilingi Ibu Kota Beijing di tiga sisi mengeluarkan peringatan untuk beberapa kotanya. Provinsi Heilongjiang sedang mengevakuasi seluruh desa di wilayah utaranya untuk mengantisipasi banjir yang mengancam jiwa.
Upaya penyelamatan masih berlangsung. Setidaknya 20 orang dilaporkan tewas di pinggiran luar Beijing dan 27 lainnya hilang setelah badai akhir pekan yang dengan cepat membanjiri sistem drainase.
BACA JUGA: Setelah Hujan Lebat di China Utara, Tim Penyelamat Fokuskan Upaya di Selatan BeijingBeijing biasanya mengalami musim panas yang kering, tetapi tahun ini mengalami musim panas yang basah. Hujan dan gerimis secara konstan turun selama hampir seminggu. Listrik padam di daerah-daerah, transportasi umum dan sekolah-sekolah ditangguhkan, sementara warga kota metropolitan yang berpenduduk lebih dari 20 juta itu diperintahkan tinggal di rumah.
Kota terdekat Tianjin dan Zhuozhou juga terpukul keras. Para petugas pemadam kebakaran dibantu oleh kelompok-kelompok penyelamat sukarela menggeledah gedung-gedung apartemen dan terowongan-terowongan kereta untuk mencari orang-orang yang terdampar, dan membawa mereka ke tempat-tempat aman.
Dengan statusnya sebagai ibu kota negara, markas besar Partai Komunis yang berkuasa, dan pusat kekayaan budaya seperti Kota Terlarang yang kuno, Beijing mendapat perlindungan khusus dari banjir melalui pengalihan air ke wilayah-wilayah tetangga. Hal itu memicu keluhan di media sosial Jumat tentang banjir di daerah-daerah sekitarnya yang diduga dapat dihindari jika air hujan dialirkan melalui sistem kanal dan sungai di ibu kota. [ab/uh]